Lihat ke Halaman Asli

Apriani Dinni

Rimbawati

31.536.000 Detik

Diperbarui: 27 Maret 2020   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: nusagates.com

Tik...tik...tik.                                                               Detik demi detik telah  berlalu                                    Suara hujan terdengar bergemericik
Bagai palu bertalu-talu

Sang kekasih menatap mesra
Ternyata purnama masih bulat
Pertanda hati  tidak mendua
Tetap satu ikat

Tak hiraukan banyak cibiran
Dari bibir-bibir usang
Pencari satu  kesalahan
Enyahlah jangan pernah bertandang

Menatap tatapan sinis
Terasa mencubit-cubit hati
Jangan harap  pergi memelas
Sepasang tangan genggam jemari

Yakinlah bersama kita kuat
Meski bersahabat badai
Sepasang mata saling  bertatap
Hati semakin damai

Adsn1919

Catatan: puisi ini tayang juga di secangkirkopibersama.com dengan versi berbeda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline