Tahukah engkau, ketika cinta terasa menyiksa, sakitnya bagai kulit dikuliti, ketika tubuh hadir tanpa jiwa, melayang jauh, engkau bawa jiwa tapi tubuhku belum engkau bawa.
Tahukah engkau, bagaimana rasanya menjalani dalam keterpaksaan, sampai lupa bagaimana untuk tersenyum, yang aku tahu hanya airmata menjadi sahabat.
Tahukah engkau, ketika makmum sudah keluar barisan dan dipaksa untuk berada dalam barisan, ikatan halus terasa kencang menggores berdarah.
Tahukah engkau, bagaimana hidup terasa hampa, bernyawa seperti tak bernyawa, kegelapan enggan menyapa, dalam terang aku bersembunyi.
Tahukah engkau, aku ingin engkau membawa tubuhku satukan dalam jiwa yang engkau bawa, bersamamu aku ingin terbang diangkasa, pegang erat jemariku
atau ....
aku mati perlahan.
ADSN1919
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H