Nama: Apriani
Nim:182200236
Prodi: Ekonomi Syari'ah
Kampus: Universitas Alma ata
II. SEJARAH MANAJEMEN STRATEGIK
Pada awalnya manajemen strategik disebut sebagai kebijakan (policy). Yakni, sebagai arahan perusahaan/organisasi atau arah bisnis itu sendiri. Sebagai ilmu, manajemen strategik dirintis oleh sekolah-sekolah bisnis di Amerika Serikat, seperti the Wharton School di Universitas Pennsylvania dan Harvard Business School di Universitas Harvard. Ketika itu, Harvard menggunakan istilah kebijakan bisnis (business policy). Sampai awal tahun 1970-an, pendekatan yang digunakan dalam kajian manajemen strategik adalah lintas disiplin (Rumelt et al. (1994)
Keterkaitan manajemen strategik dengan disiplin lain merupakan keniscayaan. Strategi berhubungan dengan ilmu ekonomi, sosiologi, politik, psikologi, dan perilaku organisasi. Pemikiran utama dalam ilmu ekonomi, dari masa Adam Smith sampai sekarang, terpaku pada masalah pasar belaka. Jarang ditemukan perhatiannya pada perusahaan yang menggunakan hirarkhi manajerial untuk perencanaan dan koordinasi.
Secara historis, sebagaimana ditulis oleh Rumelt et al (1994), para pemikir telah mengemukakan konsep, kerangka kerja, dan teori dalam pelbagai disiplin. Misalnya Mc. Kinsey & Co telah menulis tentang strategi di tahun 1930-an. Robinson (1933) dan Chamberlin (1933) telah mengembangkan teori mengenai persaingan tidak sempurna. Schumpeter (1934) mengembangkan inovatif kewirausahaan (entrepreneur) dan agen kreatif sebagai alternatif dalam menjelaskan konsep persaingan dalam ilmu ekonomi. Barnard (1938) menganalisis organizational work . Menurutnya, terdapat perbedaan antara pekerjaan manajerial mengenai organisasi yang efisien, dan organisasi yang efektif. Sebuah kriteria yang berlainan dalam konsep strategi. Taylor (1947) mengemukakan pentingnya 'science of work" dalam organisasi, mulai dari usaha untuk memahami apa yang disebut dalam ilmu ekonomi sebagai "technical efficiency". Sedangkan Selznick (1957) menjelaskan peran dari komitmen institusional dan mengenalkan ide dari organisasi sebagai "distinctive competence". Frank Knight (1965) mengembangkan fungsi entrepreneur sebagai dasar organizational economics. Newman (1951) telah memperkenalkan konsep strategi untuk membedakan pekerjaan penting dari manajer.
Mulai tahun 1960-an, menurut Rumelt et al (1994), manajemen strategi telah menarik minat banyak ilmuwan. Hal tersebut dapat dilihat melalui tiga kajian ini: Pertama, Alfred Chandler mengkaji masalah Strategi dan Struktur (1962). Kedua, Igor Ansoff mengemukakan kajian tentang Strategi Perusahaan (1965). Ketiga, penggunaan buku teks mengenai strategi di Harvard yang dimulai oleh Kenneth Andrew melalui Business Polic : Text and Cases (Learned et al., 1965),.
Chandler melalui Strategy and Structure, menjelaskan perkembangan bisnis yang besar dan bagaimana struktur administrasi telah digunakan untuk merespons perkembangan. Ia menemukan definisi mengenai strategi dan struktur . Strategi ia definiskan sebagai penentu dasar dari tujuan jangka panjang perusahaan, dan adopsi dari tindakan dan alokasi sumbedaya yang yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Dalam Business Policy, Andrew menerima konsep strategi dari Chandler, tetapi menambahkan "distinctive competence" milik Selznick yang menekankan ketidakpastian lingkungan dimana manajemen dan perusahaan harus beradaptasi. Ia mendefinisikan "pola objektif, maksud/tujuan, dan kebijakan utama serta perencanaan untuk mencapai tujuan. Intinya, bagaimana mendefinisikan apa dan mau kemana bisnis perusahaan dijalankan. Perkembangan manajemen strategik, sejak tahun 1970-1980 an, menurut Rumelt et al. (1994), telah terjadi transisi yang berorientasi pada penelitian. Pada periode inilah muncul dominasi Harvard (dari Chandle sampai Porter). Yang ingin dicapai dengan pendekatan lintas disiplin dalam penelitian-penelitian strategi adalah untuk: (1) Meletakkan pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai manajemen strategik secara kontekstual; (2) Melihat bagaimana manajemen strategik terkait dengan lintas disiplin.