Lihat ke Halaman Asli

Apriadi Rama Putra

Lahir di Banda Aceh, 23 April 1998.

Petualangan di Surga Tersembunyi Leuser

Diperbarui: 4 Maret 2024   01:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Apriadi Rama Putra

Praktisi Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Aceh Tenggara

Titik kumpul di sekretariat Forum Konservasi Leuser (FKL) menjadi awal dari sebuah perjalanan yang tidak terlupakan bagi saya, Kawan-Kawan dari FKL, Sahabat Leuser, dan beberapa siswa dari SMA Negeri 1 Kutacane. Meskipun terjadi keterlambatan dan kekacauan di awal perjalanan, kebersamaan kami mengubah setiap tantangan menjadi petualangan yang penuh makna.

Saat menunggu jemputan menuju Ketambe Research Station, suasana hati kami terganggu oleh ketidaktepatan waktu salah satu rombongan. Namun, ketegangan itu segera sirna saat kami menaiki mobil yang penuh keceriaan, meskipun supirnya seperti mengemudikan ambulans yang mendesak tiba di tujuan.

Perjalanan menuju Ketambe Research Station tak hanya membebani perut kami dengan makanan sisa sebelum berangkat, tetapi juga mengisi kepala kami dengan rasa pusing, puyeng, dan serba salah. Namun, semua rasa tidak nyaman itu lenyap saat mata kami disuguhi panorama alam Leuser yang memesona. Sebagai putra daerah Aceh Tenggara, saya terpesona dengan keindahan alam di daerah sendiri yang belum pernah saya sadari sebelumnya.

Ketika kami tiba di Ketambe Research Station, lelah kami terkikis oleh ketenangan alam yang mengelilingi kami. Seolah-olah waktu berhenti berputar dan kami berada di dunia yang berbeda, di mana keindahan alam menjadi pemandangan sehari-hari. Saya merenung, betapa beruntungnya kami bisa menyaksikan keajaiban alam ini, sementara banyak orang bahkan belum pernah menyentuhnya.

Setelah istirahat dan makan siang, kami siap melanjutkan petualangan kami dengan field trip di tengah hutan Leuser. Di tengah perjalanan, kami mendapat kejutan dengan kemunculan burung yang langka, Burung Rangkong. Kebahagiaan kami sempurna saat salah satu siswi ditelpon orangtuanya untuk menceritakan penemuan tersebut, walaupun dengan kekonyolan yang mengundang gelak tawa.

Perjalanan kami dihiasi dengan penemuan-penemuan menakjubkan, seperti pohon "Perak" dan berbagai spesies flora dan fauna yang tak pernah kami lihat sebelumnya. Saat matahari mulai terbenam, kami kembali ke penginapan untuk istirahat dan menyimpan energi untuk kegiatan mendatang.

Pagi hari, kami disambut dengan briefing untuk petualangan berikutnya yang lebih menantang. Dibekali tugas oleh FKL, kami membagi kelompok dan menjelajahi hutan Leuser dengan semangat yang membara. Setiap temuan kami catat dengan cermat, menyadari betapa pentingnya menjaga kelestarian alam bagi masa depan bumi.

Pulang ke basecamp, kami mengerjakan tugas dan menyajikan temuan kami dalam presentasi kelompok. Kejutan datang saat kami menyadari betapa beragamnya penemuan antar kelompok, memperkaya pengalaman kami dalam menjaga lingkungan.

Malam ini, kami belajar "Menulis Untuk Leuser" bersama mentor kami, Zulfata. Dalam suasana yang penuh inspirasi, kami menulis tentang pengalaman kami, perasaan kami, dan solusi untuk menjaga keindahan alam Leuser. Sambil menikmati kolak pisang yang disediakan oleh panitia FKL, kami merasa bersyukur telah mengalami petualangan yang tak terlupakan di salah satu surga dunia ini. Semoga cerita kami menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih peduli dan menjaga kelestarian alam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline