Lihat ke Halaman Asli

Apriadi Rama Putra

Lahir di Banda Aceh, 23 April 1998.

Generasi Muda Aceh Tenggara dalam Keterpurukan Politik dan Budaya

Diperbarui: 11 Februari 2024   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Apriadi Rama Putra

Praktisi Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Aceh Tenggara   

Dalam sorotan kemerdekaan Indonesia, sebuah ironi berat melanda saat kita menggali kembali sejarah revolusi kaum muda Indonesia. Kaum muda telah mengemukakan identitas mereka sebagai pionir kemerdekaan jauh sebelum gemuruh proklamasi pada 17 Agustus 1945. 

Tanggal 28 Oktober 1928 mengukuhkan deklarasi kaum muda sebagai individu yang berani mengukir takdir sendiri, 17 tahun sebelum zaman Bung Karno, Syahrir dan kawan-kawan mengumandangkan kemerdekaan.   

Namun, sungguh ironis melihat bagaimana semangat dan perjuangan para pendahulu kita telah tenggelam di tengah lautan kebosanan dan ketidaksadaran akan sejarah. 

Di tengah kemajuan teknologi dan informasi yang tak terbendung ini seharusnya menjadi cahaya semangat bagi generasi muda saat ini, terutama di era digitalisasi dan informasi yang semakin pesat, para pemuda yang seharusnya menjadi penjaga sejarah dan budaya bukan malah sebaliknya. 

Kita menyaksikan keheningan yang menguburkan jeritan para pahlawan yang telah memberikan segalanya untuk negeri ini sampai terperangkap dalam arus kepentingan politik pribadi yang tidak berujung pada kesejahteraan masyarakat.   

Pertanyaan yang mengemuka adalah dimana arah kita sesuai dengan amanat konstitusi? Kita selalu menekankan pentingnya mengulik dan merasakan kondisi sesuai dengan apa yang kita saksikan, namun mengapa kita masih terlena dalam kesunyian yang tak berujung? 

Generasi muda Aceh Tenggara harus bangkit dari tidurnya yang lelap. Kita harus menyadari bahwa kita adalah pewaris dari perjuangan besar yang telah dilakukan sejak zaman dulu. Dimana letak kesalahan? Siapa yang harus bertanggung jawab atas kehancuran moral dan sosial ini? Mengapa generasi muda sekarang tampak lalai terhadap sejarah dan budaya? 

Organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), seharusnya menjadi panggung bagi aspirasi rakyat, pengemban idealisme pemuda, memajukan budaya dan melindungi warisan nenek moyang kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline