Lihat ke Halaman Asli

Hegemoni, Orde Bohong

Diperbarui: 15 Januari 2016   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

"piye kabare? Penak jamanku toh?"
Meme seperti ini belakangan ini banyak muncul di social media. Dan hal ini membuat saya bertanya-tanya "apa iya seenak itu hidup di zamannya Suharto?". Saya yang lahir tahun 1997 mungkin tidak pernah merasakan enaknya hidup di sama Orde Baru, tapi kalau mendengan cerita dari nenek dan bude saya ya kelihatannya sih memang enak. Tapi yang mereka singgung tidak jauh-jauh soal murahnya harga kebutuhan pokok. Saya jadi kurang yakin apa iya seenak itu.

Ketika saya belajar sejarah di sekolah dulu digambarkan jelas betapa terkekangnya rakyat di zaman Orde Baru ini, dimana kebebasan rakyat sangat dibatasi dan praktik-praktik KKN menghancurkan rezimnya sendiri. Lalu mengapa beberapa kalangan masih ada yang menyatakan tentang kerinduannya hidup di zaman ini? Jika alasannya hanya karena harga kebutuhan pokok murah, jelas orang-orang yang berfikir seperti ini pemikirannya sempit dan masih priitif.

"Orba dibesarkan oleh kebohongan". Orba adalah Orbo (Orde Bohong). Kekuasaan orba dipraktikkan dengan "hegemoni" bukan "Dominasi". Hegemoni adalah membunuh namun seolah merangkul. Menampar, namun seolah mengelus. Menginjak-injak namun seolah memijati. Pendeknya, hegemoni adalah seyum drakula yang menyembunyikan taringnya. Ialah penindas yang berbohong menjadi penolong. Sementara dominasi adalah praktek yang "jujur". Ia membunuh dengan menusuk langsung jantung. Menampar dengan terang-terangan. Menginjak-injak dengan rasa sakit seketika. Dominasi adalah ketawanya drakula yang mempertontonkan taringnya. Ia penindas jujur mengaku sebagai penindas. Jika dominasi adalah otoritarianisme yang terang-terangan, maka hegemoni adalah otoritarianisme yang berbaju demokrasi.

Orba memakai dua instrumen utama dalam menjalankan kekuasaannya, yaitu politik pengamanan dan politik logistik. "politik pengamanan" berbeda dengan "politik keamanan". Politik keamanan menciptakan keamanan sedangkan politik mengamanan justru diciptakan dengan memproduksi rasa takut . Rasa takut rakyat inilah yang dimanfaatkan penguasa. Sementara "politik Logistik" adalah langkah-langkah pemenuhan ekonomi dasar rakyat. Rakyat yang takut dengan urusan perut cenderung lebih nurut dan menjadi penyokong nafas panjang Orba yang Orbo ini.

Lalu saat ini muncullah pertanyaan, "apakah setelah runtuhnya Orde Baru maka Orde Bohong akan menghilang? Jawabannya belum tentu, atau mungkin tidak.

Seberapa banyakkah praktik-praktik politik yang didasari kebohongan? BANYAK!
Politik akal-akalan justru makin berkembang, dan kita akan sulit untuk menemukan politik kejujuran. Apalagi pembudayaan kebohongan telah terinternalisasi sebagai perilaku umum sebagian pejabat dan masyarakat telah memiliki "keakraban" dengan kebohongan. Kebohongan terlanjur diakrabi bukan sebagai penyakit, namun sebagai rutinitas sehari-hari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline