Sepertiga malam ini, ayat-ayat tak lagi gaham. Tanggal taring terhadap karsa yang mencoba bertahan. Berganti sulam aksara tentang keputusasaan. Derai netra bukan bahasa cinta. Kali ini, semara koyak digentas nyata.
Kau tinggallah maya. Menari indah dihadapku yang bungkam selaksa bahasa. Gigil bibir ini mengucap kata. Seloka tak tentram, sejak kau tinggal sebatas nama.
Renjana, usai sudah semua cerita. Di persimpangan kau berhenti tanpa koma. Tak ada narasi indah tentang sebuah pisah. Tak ada pesta pora untuk bungah nan lelah. Lelungit kian menjadi. Tapi bedanya, kini aku sendiri.
Bejana kini penuh jelaga.
Kita, Renjana, menjelma lengkara dalam aksioma.
- Jakarta, 04 Februari 2020 -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H