rumpang atma mulai sesak
berhimpitan prasangka buruk tentang kau, dia, dan kita
ada sakit tak kasatmata
mencoba berbicara
tentang ayat-ayat paling gaham
kau tahu?
saban hari sudah kau ingatkan aku
bahwa durkarsa kian menyekat,
padahal aku hanya ingin rebah sesaat
salah siapa?
bayang-bayang sudah paham
muskil adalah mutlak dalam nubuat pun masa depan
berebut geta peraduan tanpa semara,
mencari suaka di selipan gemawan
ah, ujung-ujungnya aku hanya fantom
tak ada rumah buatku bertandang
apalagi tinggal...
renjana,
apakah akan amerta?
agar selamanya aku nikmati teduh sapuan loka
dan mengurai urna tiap dahina tanpa jeda
ah, ya!
senandika ini percuma saja
aku menjelma nirmakna,
jika ada dia...
- Jakarta, 11 Oktober 2019 -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H