Lihat ke Halaman Asli

Mina Apratima Nour

:: Pluviophile & Petrichor ::

Selamat Datang, Senja!

Diperbarui: 25 Maret 2016   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(sumber foto: michaelschorphotography.com)"][/caption]

 

Menjelang senja. Senja yang saat ini tak lagi sama. Senja yang bertahun ku tahu adalah senja yang merekah jingga. Semburatnya rasa luka. Kuasnya kepingan hati. Ditambah sedikit guratan darah, dan -tentu saja- gumpalan rindu yang menghitam. Itu senja yang dulu ku tahu. Terlihat sempurna, bagi yang tidak tahu cerita dibaliknya.

--

Tengadahku kini ke lazuardi senja. Senja yang berbeda. Yang lebih indah. Yang lebih sempurna. Meski aku tahu, tidak ada yang sempurna selain kuas para Maha Dewa, katamu. Kamu yang dulu begitu naif. Atau kita? Ya, kita berdua yang naif. Terjebak dalam ruang fatamorgana, khayalan, sebutlah segala macam itu. Menyangkal, tapi aku tahu pasti kita terjebak disitu. Terlalu lama! Hingga lama menjadi kata yang menambatkan kita pada pilihan yang salah. Pilihan yang saat ini membawaku ke senja yang berbeda. Sempurna, yang bukan sempurnamu. Dahsyat, jauh dari jangkauanmu. Senjaku adalah jingga yang ceria. Bernafaskan cita cita. Melampaui jauh seluruh bayang ilusi karena tertambat pada takdir nyata Sang Maha Kuasa.

--

Aku cinta Senjaku saat ini. Esok. Lusa. Dan bertahun tahun setelahnya. Ah, iya!Seketika saja, "Selamanya" menjadi sebuah diksi yang menarik, menjadi sebuah kata menggiurkan yang tak lagi omong kosong belaka. Menjadi sebuah tujuan. Menjadi sebuah penanda. Bahwa aku beranjak dari dunia semu, ke dunia nyata! 

--

Selamat datang, Senja yang Selamanya! Aku cinta kamu!

 

 

- Jakarta, 25 Maret 2016 -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline