Lihat ke Halaman Asli

Membuat Lebih

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada dua jenis manusia yang tidak pernah memperoleh prestasi besar dalam kehidupan mereka. Pertama adalah orang yang tidak mau melakukan tugasnya;yang lain adalah orang yang tidak mengerjakan lebih dari apa yang diperintahkan ( Samuel Irawan )

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sore ini hujan kembali turun. Hal itu kuketahui karena melihat pakaian yang dikenakan office boy ketika masuk kantor terlihat basah. Dan semakin terasa dingin ruang ini. Seakan hangatnya pijar lampu tidak mampu melawan dinginnyahembusan AC.

Dia masih tetap disana. Duduk dikursinya sambil terus memandang ke computer yang ada dimejanya. Wajahnyatampak kusut dan lelah.Setelah berminggu-minggu memikirkan masalah yang sama, yaitu target penjualan yang belum kunjung tercapai.Padahal hari semakin menuju penghujung bulan, sedangkan pencapaian target terasa bergerak lebih lambat. Seakan kalah oleh cepatnya pergantian waktu.

Semua hal telah dia evaluasi. Semua stakeholder dikantor ini telah diajak meeting dan berdialog. Banyak hal baru yang telah ditetapkan dan diterapkan. Tapi hasilnya masih belum Nampak, bahkan mungkin sampai hari terakhir bulan ini. Padahal target penjualan dibulan depan pasti akan naik, bagaimanapun kondisinya.

Entah dimana salahnya. Padahal semua hal yang telah terbukti berhasil dia lakukan dikantor cabang sebelumnya telah dijalankan. Semua panduan dari kantor pusat juga telah dilaksanakan. Banyak jaringan baru telah dibuka. Bahkan menjual dengan harga paling rendahpun telah dilakukan. Tapi hasilnya tetap tak berubah naik secara significant.

Padahal dikantor cabang lain, dengan standar prosedur yang sama. Harga jual yang sama. Tingkat kompetisi dimarket yang sama ketat. Jumlah SDM yang sama banyak jumlahnya. Tetapi dapat memberikan hasil yang berbeda. Pencapaian mereka jauh lebih baik.

Akupun beranjak pergi meninggalkannya sendiri diruangan itu. Ruang tempat kerjanya. Ruangan si Bos, begitu mereka biasa memanggilnya. Lalu berjalan menuju kearah keluar ruang kantor ini. Saat melewati ruang front office, sempat Kuperhatikan betapa sibuknya si office boy kantor untuk mengelap, basah bekas tapak sepatu di pintu masuk. Dan saat pintu terbuka, akupun melewatinya.

*****

Diluar ternyata hujan sudah mulai berhenti. Hanya tetes-tetes gerimis yang tersisa. Namun dari banyaknya genangan air yang tersisa dan daun-daun yang berserakan, dapat pastikan bahwa hujan turun cukup lebat.

Di pelataran parkir didepan kantor, Bang Udin juru parkir tampak memulai kembali aktivitasnya. Mengeluarkan motor dari barisan parkir, merapikan barisan motor, memberi aba-aba kepada mobil yang mau parkir atau pergi.

Bang Udin telah 3 tahun lebih menjadi juru parkir. Setelah sempat berjuang untuk mencari kerja dipabrik dan perusahaan dikota ini . Akhirnya dia harus pasrah menerima kenyataan bahwa ijazah SMA yang dimilikinya belum mampu untuk memberinya pekerjaan yang layak. Sedangkan dikota ini, dia merupakan salah satu perantau yang coba mengadu nasib. Dengan harapan dapat meningkatkan kehidupan keluarganya di kampung.

Setelah cukup lama berusaha dan berjuang. Akhirnya jalan kehidupan mengantarkannya kesebuah komplek perkantoran dan pertokoan yang baru selesai dibangun. Setelah lamaran kerjanya ditolak pihak pengelola. Dia kemudian mengajukan diri untuk menjadi juru parkir ditempat itu. Dan menceritakan juga tentang banyaknya usaha yang telah dilakukan untuk mencari kerja.

Pihak pengelola gedung akhirnya member ijin untuk mengelola parkir didepan salah satu sudut komplek perkantoran. Meskipun lahan yang dikelola tidak terlalu luas, kurang dari 100 meter. Namun pendapatan dari pekerjaan yang dijalani cukuplah lumayan besar. Dalam seharirata-rata dia dapat membawa pulang uang sejumlah Rp. 120.000,-. Disamping untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, setiap bulan juga mampu mengirimkan sejumlah uang kepada keluarganya di kampung.

Sekilas tampilan bang Udin, tampak sepertijuru parkir kebanyakan. Memakai rompi yang bertuliskan PARKIR dibagian belakangnya. Mengenakan topi dan juga peluit yang senantiasa tergantung dilehernya. Namun apa yang dilakukan dalam menjalani pekerjaannya yang membuatnya berbeda dengan juru parkir kebanyakan. Dan hal itulah yang membuat orang-orang kadang dengan sukarela memberi uang lebih kepadanya.

Di saat hujan, Bang Udin dengan payung ditangannya, tampak sigap mengantarkan orang-orang menuju kendaraannya. Dengan cekatan dia juga akan mengelap jok-jok motoryang baru terkena hujan. Sehingga saat pemiliknya datang jok-jok tersebut dalam keadaan kering.Bahkan dia juga menawarkan untuk membersihkan bagian kendaraan yang kotor.

Di saat panas matahari menyengat, dia menutup semua kaca depan mobil dan jok sepeda motordengan kardus yang telah disiapkannya. Dan kadang dengan kemoceng ditangannya, dia membersihkan body dan bagian kendaraan yang berdebu.

Semua itu dia lakukan dan kerjakan dengan penuh keikhlasan. Bahkan dia tidakpernah meminta atau mematok tarif untuk parkir dan jasa lain yang diberikannya.Dia hanya menerima berapapun yang orang beri. Meskipun ada orang yang tidak memberinya apa-apa, dia tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Dan tetap melayani mereka seperti biasa. Namun begitu, tidak sedikit pula yang memberinya uang diatas yang biasa mereka bayarkan untuk tarif parkir.

*****

Dari tempatku berada, tampak jelas terlihat si Bos masih berkutat dengan masalahnya. Bahkkan semua divisi saat ini menunjukkan kinerja yang terus menurun. Hal itu terlihat jelas pada papan scorebord dan grafik yang terus menurun yang tertempel diruang kerjanya. Dan tentu itu akan menambah beban pikirannya.

Dan aku hanya dapat memandangnya dari tempatku berada. Tanpa dapat membantunya sama sekali. Bukan karena tidak mau, tetapi memang tidak mampu. Sebab secara resmi, aku bukanlah merupakanbagian dari perusahaan ini. Aku juga bukan salah satu staff karyawan ataupun pegawai lainnya. Tetapi aku hanya seekor cicak yang senantiasa berada dilangit-langit ruangan kantor ini.

Jika aku bisa bicara, akan kusampaikan padanya bahwa yang dikerjakan karyawan tidak semanis apa yang dilaporkan padanya. Hal ini dapat kutahu dari bisik-bisik dan perbincangan antar mereka sendiri saat makan siang atau sekedar ngopi di dapur kantor. Bahkan karyawannya yang dianggap paling rajinpun, sesungguhnya mengerjakan tidak lebih dari apa yang memang seharusnya dia lakukan.

Dan seandainya si Bos sempat memperhatikan apa yang Bang Udin kerjakan sehari-harinya. Mungkin akan dapat menginspirasi dirinya. Untuk dapat memecahkan setiap persoalan yang ada. Yang mengajarkan untuk mengerjakan lebih dari yang ditetapkan. Memberi dengan penuh keikhlasan untuk sesuatu yang baik. Agar kebaikan tersebut akan berbalik menjadi kebaikan yang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline