Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communis yang artinya sama atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih (kesamaan dalam menyampaikan atau saling memahami maksud lawan bicaranya). Selain itu komunikasi juga berasal dari kata Communico yang artinya membagi. Jadi secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui media kepada komunikan dengan adanya timbal balik. Sedangkan komunikasi internasional yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator (dari suatu Negara) untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan kepentingan negaranya baik berupa politik, pertahanan, diplomasi hingga tindak terorisme diantara kedua negara tersebut kepada komunikan (penerima pesan) dengan tujuan saling menguntungkan.
Komunikasi berkembang pada era Aristoteles dimana pada masa itu bangsa Romawi menyebut komunikasi sebagai retorika atau seni berbicara dimana pada retorika ini penyampaian pesan begitu mendalam sehingga dapat meyakinkan audience. Biasanya pesan yang disampaikan yaitu mengenai persebaran agama karena ada pembuktian fakta intelektualitas pada zaman tersebut. Komunikasi muncul sejak zaman Mesis (zaman perunggu) namun berkembang secara sistematis pada zaman Yunani. Aristoteles pun membagi retoris dalam 3 bagian yaitu: ethos (kredebilitas nara sumber), pathos (emosi dan perasaannya) dan logos (apa yang dikatakan atau sampaikan haruslah sesuai dengan fakta yang ada). Seni berbicara ini kian berkembang menjadi ceramah, pidato dan orasi.
Ciri dari komunikasi internasional ada 3 yaitu : isu yang dibahas merupakan isu global yang berfokus pada banyak Negara, pelaku komunikasinya pun berasal dari banyak Negara yang berbeda-beda dan media salurannya menggunakan teknologi yang bersifat global.
Fungsi komunikasi internasional antar negara yaitu: membangun dan meningkatkan kerjasama dalam menghindari konflik antar Negara atau dunia (pertahanan Negara), menjalin hubungan baik antar Negara seperti saling membantu apabila Negara lain terkena bencana, dan pendukung pelaksanaan politik luar negeri dalam melaksanakan kepentingannya.
Perspektif dalam komunikasi internasional terbagi dalam beberapa hal, yaitu :
- Perspektif diplomatic
Perspektif ini biasanya dilakukan oleh kelompok kecil yang membahas pada tingkat interpersonal, seperti pejabat masing-masing Negara membahas konflik atau kerjasama yang terjadi di antara Negara tersebut. Hal ini dilakukan karena banyaknya kebutuhan kerjasama yang melibatkan satu negara dengan satu (bilateral) atau beberapa negara lain (multilateral) atau memperkuat posisi suatu Negara dimata Negara lainnya. Pertemuan yang mencakup perspektif diplomatik dapat dilakukan dalam berbagai format, baik yang bersifat formal maupun semi formal. Misalnya dilakukan melalui konfrensi pers, pertemuan politik, forum besar di PBB, forum tingkat regional negara, atau yang lebih bersifat semi formal seperti perjamuan dan makan malam negara.
- Perspektif jurnalistik
Perspektif ini menggunakan media atau saluran media massa, namun pada perspektif ini persebaran informasi lebih didominasi dan dikendalikan oleh Negara-negara maju, hal ini dikarenakan Negara maju memiliki akses yang mudah dalam menangani semua masalah dan lebih sering menjadi pusat perhatian Negara berkembang lainnya sehingga membuat Negara maju berperan gatekeeper dalam arus informasi. Perspektif ini kadang bisa digunakan sebagai alat propaganda dalam mengubah atau bahkan membuat suatu kebijakan dalam sebuah negara, dan bisa juga digunakan sebagai alat untuk memperkuat atau justru melemahkan kedudukan posisi suatu negara. Dengan kata lain, mereka yang memiliki kontrol atas arus informasi maka memiliki kontrol juga terhadap arus komunikasi yang terjadi di dunia internasional.
- Perspektif propagandatik
Perspektif propagandatik hampir serupa dengan perspekif jurnalistik hanya saja pada perspektif propagandatik lebih menekankan pada penyebaran dan penanaman ide atau gagasan suatu Negara kepada Negara lain untuk dapat mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan mereka. Propoganda ini dibuat melalui gagasan yang diberikan, peristiwa yang terjadi, atau kebijakan suatu negara yang kemudian membuat masyarakat negara lain memberikan dukungan mereka atau bahkan mengubah sikap serta cara pandangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H