Bagi sebagian orang, jalan-jalan menjadi obat pelipur lara yang mujarab. Setiap penat dan perih yang merongrong isi kepala dan nurani bisa diredakan (meski sejenak) hanya dengan menghirup udara baru di tempat yang baru. Selain itu, nuansa dan pemandangan yang baru barangkali bisa melindas kepedihan yang tertera di masa lalu dan kecemasan yang berkelindan dalam pikiran akan masa depan. Namun, jalan-jalan sesungguhnya bukan sekadar pelipur lara, tapi mengelana mencari dan menemukan "jiwa" kita yang telah tertambat oleh rutinitas keseharian dan hingar-bingar duniawi.
Hal terakhir inilah yang sedang dilakukan dan diperjuangkan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Robertus Bellarminus Tilir, Keuskupan Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Label pemuda-pemudi Katolik seringkali menjadikan mereka sebagai garda terdepan dalam melaksanakan berbagai kegiatan di paroki.
Setelah sekian lama berkutat dengan kelompok paduan suara di Gereja, pemberkatan nikah, kematian, dan peringatan kematian maupun kegiatan lainnya seperti pembersihan lingkungan Gereja paroki, pembuatan Rosario, pertandingan persahabatan dengan kelompok OMK lainnya, pada Jumat, 12 November 2021, kami traveling ke Padang (Tanjung Bendera), yang merupakan sebuah hamparan savana yang elok di tepi pantai, terletak di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Rasa cape dalam perjalanan selama empat jam seolah sirna dalam sekejap tatkala bis kayu yang kami tumpangi memasuki kawasan Padang, Tanjung Bendera. Mahfum, mata kami dimanjakan oleh berupa-rupa pemandangan 'eksotis'. Ada padang rumput yang terbentang luas dengan beberapa pohon besar di tengahnya.
Pohon-pohon tersebut seolah menjadi peneduh yang sejuk di bawah terikan matahari yang menyengat. Selain itu, dijumpai pula kawanan kerbau dan kuda yang dibiarkan mengelana bebas sedang asyik memakan rumput.
Di kejauhan, tampak seorang gembala menunggang kuda sedang menggiring sapi-sapinya menuju ke pantai. "Mungkin si gembala sedang menuntun sapi-sapinya untuk meminum air laut, setelah sekian jam asyik memakan rumput di padang yang terik", gumam penulis dalam hati.
Pemandangan tersebut membawa ingatan saya pada aktor-aktor cowboy yang berlaga di film bergenre western, seperti Jamie Foxx atau Gary Cooper yang tangguh menunggang kuda melewati ribuan kilometer padang rumput dengan latar Amerika Serikat di abad ke-19.
Selain itu, Di sebrang laut, tampak puncak gunung Inerie menjulang tinggi yang sedikit demi sedikit mulai diselimuti oleh kabut. Sementara itu, hampran pasir pantai yang putih dan bersih terbentang luas di hadapan kami. "Eyes catching", gumam seorang teman mengagumi pemandangan tersebut. Karena itu, hampir setiap OMK tidak ingin melewatkan momen tersebut dengan mengabadikannya melalui handpone mereka masing-masing.
Setelah asyik mengagumi, menikmati, dan mengabadikan pemandangan, pada pkl. 12. 30 Ketua OMK Tilir, Heri Susen, mengkoordinir teman-teman OMK yang berjumlah dua puluh empat orang untuk duduk melingkar di bawah sebuah pohon yang rindang. Kemudian beliau membacakan "schedule" kegiatan yang akan dilaksanakan, di antaranya makan siang bersama, meditasi alam, sharing Kitab Suci, rencana kegiatan OMK ke depannya, permainan, dan foto-foto.