Lihat ke Halaman Asli

Api Sulistyo

Peminat tulis-menulis untuk berbagi informasi. Tinggal di Minneapolis, Minnesota, USA.

Boston Marathon Semakin Diminati

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13665953671006074878

Tiga orang meninggal dan ratusan orang cedera karena bom di sekitar garis finish. Siapa yang masih berani ikut lari Boston marathon? Akankah program tingkat dunia ini akan gulung tikar? Rupanya yang akan terjadi justru sebaliknya. Semakin banyak pelari yang tersemangati untuk bisa meramaikan lomba bertaraf internasional ini.

Sabtu pagi (20/4) seperti biasa kami lari pagi untuk persiapan marathon mendatang. Jarak lari pagi itu adalah 25Km – 32Km. Aneka bahan percakapan muncul untuk menepis kebosanan dan memerangi rasa capek. Tragedi Boston marathon menjadi topik yang cukup hangat dalam percakapan kami. Beberapa pelari justru merasa tertantang sekaligun tersemangati untuk berlatih lebih keras sehingga bisa masuk kwalifikasi Boston marathon.

“Saya pernah lari Boston marathon beberapa tahun lalu dan saya akan mencoba lagi,” ungkap seorang pelari yang juga pernah menjadi ketua kelompok kami.

Seorang pelari lain merangkumkan, “Kalau kita berhenti lari marathon, berarti orang yang memasang bom itu keluar sebagai pemenang. Kalau kita tetap berlari marathon, orang akan tahu bahwa semangat kita tak terpatahkan.”

Empat pelari dari kelompok kami memang mengikuti Boston marathon. Mereka berhasil masuk garis finish sebelum bom meledak. Mereka pun bisa pulang ke Minnesota dengan selamat.

[caption id="attachment_256324" align="aligncenter" width="517" caption="Paivahn dan Mike Kilen akan kembali ke Boston marathon tahun depan"][/caption]

Saya juga sempat menemui pasangan Mike dan Paivahn Kilen. Kami saling mengenal karena anak-anak kami berlatih gymnastik di studio yang sama. Mereka berdua berhasil merampungkan Boston marathon seminggu lalu. “Kami sedang mengambil tas kami ketika bom meledak,” Paivahn mengatakan. Mereka masih tidak percaya bahwa ada orang yang tega memasang bom pada acara marathon. Untung mereka berada cukup jauh dari lokasi bom sehingga mereka selamat.

Paivahn sudah tiga kali mengikuti Boston marathon. Sedangkan Mike dua kali. Mereka juga berhasil masuk kwalifikasi untuk mengikuti lomba marathon tahun depan. “Kami ingin kembali ke Boston tahun depan” kata Mike.

Saya menemui Mike dan Paivan ketika kami sedang menyaksikan anak-anak kami mengikuti kejuaraan gymnastik tingkat negara bagian Minnestoa. Dengan bangga mereka mengenakan kaos Boston marathon warna kuning dan biru yang memang pantas untuk dibanggakan.

Bisa menyelesaikan lari marathon memang cukup berarti. Bisa diterima dan menyelesaikan Boston marathon menempatkan pelari ke tingkat yang jauh lebih tinggi. Semoga semangat mereka justru semakin menyala.

Lewat media sosial seorang kenalan mengirimkan ungkapan ini kepada saya.

“If you’re trying to defeat the human spirit, marathoners are the wrong group to target.”

“Kalau anda ingin mengalahkan semangat orang, pelari marathon bukanlah sasaran yang tepat”

Semoga kita bisa belajar dari pengalaman dan tragedi Boston tidak terjadi lagi di tempat lain di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline