Lihat ke Halaman Asli

Apir Imami

Pujangga yang mampir sejenak di dunia

Berhati-hati dalam Mengomentari dan Bertanya pada Kehidupan Orang Lain

Diperbarui: 9 Februari 2022   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tentang berkomentar dan bertanya (Sumber Gambar: Islampos)

Oleh: Apir Imami

Setiap orang bebas berkomentar dan bertanya tentang apa saja. Tiada larangan. Mengeluarkan berbagai pemikiran yang terlintas. Karena memang begitulah karakter kita sebagai manusia. Tuhan Yang Maha Pengasih menciptakan mulut dan lidah, bukankah dimanfaatkan untuk hal demikian?

Meskipun kita bebas menggunakan hasil ciptaan-Nya, akan tetapi kita dituntut untuk berbicara dan berkomentar disaat yang tepat serta tidak sampai menyakiti perasaan sesama. Berhati-hati. Agar setiap ucapan yang terlontar mengandung kebaikan dan berfaidah untuk diri sendiri beserta orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak sedikit kita temui orang-orang yang masa bodoh tentang ucapan mereka. Apakah ucapan yang disampaikan menyinggung atau tidak? Itu urusan belakangan. Dianggap nomor yang kesekian. Yang penting mereka meluapkan apa yang berkecamuk di hati masing-masing.

Tampaknya sepele, tetapi besar pengaruhnya. Terkadang ucapan sederhana dari kita yang dianggap biasa-biasa saja, ternyata sering menyinggung perasaan orang lain. Sekali lagi sebelum berucap pikirkan terlebih dahulu maksud dan tujuan yang bakal disampaikan. Supaya terhindar dari salah kaprah.

Berikut saya kemukakan mereka yang memberi komentar dan bertanya tentang kehidupan pribadi, sekilas memang terdengar biasa-biasa saja tetapi reaksinya amat tidak disangka.

Seorang mahasiswa, sebut saja Anton namanya. Ia sedang sibuk menyelesaikan tugas akhir (Skripsi). Cari sumber buku di perpustakaan, tanya langsung ke narasumber, penelitian/magang, edit skripsi sampai tuntas, temui dosen pembimbing dan sebagainya. Perjuangannya memang luar biasa. Kadang untuk menemui dosen saja harus menunggu seharian di kampus. Bolak-balik tuh. Apalagi statusnya bukan lajang lagi tetapi sudah berkeluarga. Kebayang tidak tuh bagaimana indahnya perjuangannya? Seru ya.

Lalu, saat sedang santai di halaman rumah. Datanglah beberapa tetangga yang berkunjung. Niatnya mau silaturrahmi. Memang biasanya sering seperti ini. Setelah beberapa saat ngobrol asyik, tiba-tiba ada seorang tetangga yang bertanya,"Eh, Ton! bagaimana dengan kuliahnya? belum juga kelar? kawan-kawanmu sudah pada tamat tahun lalu, kamu bagaimana?"

Mendengar pertanyaan model begini, nyaris Anton mau teriak secara langsung terhadap tetangganya. Lumayan emosi nih. Tapi, ia mampu mengendalikan diri. Dibawa senyum saja. Santai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline