Name: Apip Budianto Simamora
Makul: Oikumene
Dosen Pengampuh: Pdt. Sanip Surbakti, M. Th
BAB I
PENDAHULUAN
- Pengertian Oikumene
Berbicara tentang pengertian Oikumene, ternyata memiliki arti yang sangat luas. Oikiumene selama ini sering kita pahami sebagai sebuah gerakan dari umat Kristiani untuk mempersatukan gereja-gereja yang terpisah-pisah karena perbedaan ajaran (doktrin,dogma), tradisi liturgis dan organisasi gereja, atau gerakan unifikasi di antara gereja-gereja.
Hal itu memang tidak salah, tetapi pemahaman oikumene, apabila kita melihat dari pengertian istilahnya, ternyata lebih dari sekedar upaya penyatuan gereja-gereja tersebut. Dr. Hope S. Antone, seorang teolog Asia yang terkenal, yang saat ini bekerja di CCA (Christian Conference of Asia), menjelaskan bahwa istilah oikumene berasal dari kata Yunani "oikos", yang artinya rumah atau dunia; dan kata "manein" , yang berarti to live in, tinggal di dalam.
Jadi Oikumene berarti: Rumah atau Dunia yang didiami bersama. Siapa yang mendiami dunia ini, tentu tidak hanya orang Kristen, tetapi juga orang-orang dari bermacam agama, suku, bangsa, bahkan seluruh ciptaan lainnya, seperti: tumbuhan-tumbuhan, binatang dan benda-benda yang ada di sekitar kita, sungai, gunung, laut, dsb.
Karena itu Gerakan Oikumene memiliki makna yang luas, yaitu menunjuk kepada "sebuah gerakan untuk menjadikan dunia kita ini menjadi tempat hunian bersama", meminjam istilah Dr. Hope, yaitu menjadi sebuah "Keluarga Allah" (Household of God), baik antar sesama manusia, maupun di antara sesama makhluk hidup yang lain, termasuk alam di sekitar kita.
Manusia tidak lagi beranggapan bahwa hanya dia yang berhak hidup di dunia ini. Eksistensi dan keberlangsungan hidupnya sangat terkait dengan kehidupan makhluk yang lain, bahkan dengan alam lingkungan dimana ia tinggal. Karena itu, ia harus berbagi kehidupan dengan "yang lain".
Dalam konteks pemahaman "keluarga Allah" (Household of God) itu, maka sesama kita atau alam di sekitar kita, tidak lagi dilihat sebagai "musuh", atau ancaman bagi diri kita sendiri, tetapi dilihat sebagai sesama keluarga Allah yang harus dijaga,lindungi dan dipelihara. Artinya kitapun harus belajar bagaimana menghargai, mencintai manusia dan alam lingkungan dimana kita hidup, dengan tidak menindas atau merusak alam yang ada di sekitar kita.