Dian memendarkan redup dibulan mati
Tak ada bintang, kunang2 punah
senandung kidung sendu lapat2 seperti bukan nyanyian
Penanda asa tinggal sehelai tipis
bumi dipijak tak kuat menahan beban
maka tanah lebih pantas segera
himpit tubuh tak berguna
agar terbebas dari amanah yg terutang
hanya mati segera, caranya
bagaimanakah menjalani kematian terhormat???
Padahal aku bukan ksatria yg memilih mati demi kehormatan
Atau para paderi apalagi nabi,..aku pengecut,…
Adakah yang masih terhormat bagi si pecundang???
Yang Jiwa kerontangnya mencibir jasad sendiri
menjauhi tugas insani
Padahal jiwa lemah dalam jasad kuat berdiri
Hanyalah bangkai berjalan tak bernilai
Masih kumenunggu pagi setahun akhirat
Karena pagi tak diharap………………
Maka kesendirian dalam sunyi dinihari ini
mengantar kontemplasi di sujud fajri
adalah kepasrahan Menanti
tuntunan illahi rabbi
bulir air mata ini adalah jeritan hati
kerinduan pada bimbinganMu yg di arasy
maka yaa rabb matikan aku dalam jihad sesegera mungkin
agar jazadku dikafani
atau buatlah dian yang kau simpan dilapis ketujuh hati
bercahaya kembali,….
nurMu ya Tuhan meredup kini
ku tak dapat membuatnya terang lagi
hanya tanganMulah yg bisa benderangkan cahaya yg kau titip
maka bila hidup ini masih kau pinjamkan,…lagi
jadikan aku raflesia yg indah meski bau bangkai
atau mawar harum biarlah berduri
atau bunga liar trotoar yg setia merekah dipagi hari
disirami kencing anjing liar yg tak diurusi
bukan edelwais penuh pesona, menyendiri di bukit tinggi
karena aku mau punya arti
bukan hanya bagi para pendaki
tapi juga pembersih jalan dan pengemis
jadikan kedunguanku membuatku mengerti
salah saudaru membuatku empati
kesombonganku jadi rendah hati
dosa2ku penuntun taubat hakiki
taburi duri didepanku agar aku berhati2
buat jalanku menanjak agar aku kuat berlari
Maka,….aku ingin segera malam berakhir
dan menyalami matahari…
bersama kesibukan pagi hari,…………………………..
gang senggol kota depok,….Catatan, perjalanan mi’raj ……………
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H