Kredit adalah alternatif instan bagi banyak orang. Ingin motor, kredit. Ingin rumah, kredit. Tetapi sayangnya bila terpaksa kita harus dirawat di rumah sakit atau menderita sakit yang berkepanjangan, adakah yang mau memberi kredit? Musibah adalah hal yang jika kita alami sulit untuk diperoleh dananya. Mana bisa kredit biaya masuk rumah sakit? Belum lagi, masa depan itu pasti, dan tak bisa dikredit. Seharusnya kita menabung. Menyiapkan perlindungan bagi keluarga kita.
Sebenarnya di banyak negara, asuransi merupakan kewajiban. Bukan pilihan. Setiap warga negara diasuransikan, sehingga saat tak bekerja, negara mampu memberikan tunjangan tetap. Pengangguran, lansia dan anak-anak terlantar bisa dibiayai negara karena sistem jaminan ini. Jaminan ini perlindungan bagi keluarga kita. Tabungan yang bermanfaat.
Di Indonesia ini belum terlaksana, jadi, kita perlu mengupayakannya untuk diri kita sendiri. Artinya,
1.Insyaf gitu lho. Memahami bahwa menyiapkan diri menghadapi resiko merupakan hal wajib. WAJIB. Bukan terpaksa, ataupun pilihan. Kita tidak bisa mempersalahkan anak, misalnya kalau mereka tak dapat membantu orang tua kala musibah mendera. Kita juga tak bisa menyalahkan pemerintah yang tidak memberikan jaminannya. Apalagi, menyalahkan TUHAN, yang sudah memberi nikmat dan kepandaian untuk berpikir dan mengatakan, kok TUHAN izinkan. Insyaf bahwa kita punya akal budi untuk menyiapkan diri menghadapi masa depan. Anak bukan sapi perah dan inflasi memang bagian dari perubahan.
2.Irit. Kepikir ngga bahwa ada bedanya antara kebutuhan makan dan keinginan makan apa? Perlu komunikasi dengan ingin gadget terbaru? Perlu tempat tinggal dan ingin rumah mewah? Perlu berpakaian sopan dengan keinginan tampil? Nah, IRIT ini salah satu hal wajib yang kita perlu banget lakukan. IRIT ini wajib karena dengan IRIT, kita bisa menyediakan dana untuk yang PERLU dan WAJIB yakni menyiapkan masa depan.
Tips IRIT: belanja lebih kecil dari gaji/ penghasilan.Singkirkan belanja-belanja kecil yang membuat jadi besar dan menghabiskan penghasilan kita. Misalnya, nongkrong di kafe, pakai mobil cuma buat keluyuran (kalau masih sendiri pakai motor aja kan irit), beli pakaian karena lapar mata, (murah nih, murah itu kalau satu. Kalau dikumpulin jadi mahal lho)
3.Invest. Kalau menabung kena biaya admin. Biaya admin sekarang lebih besar dari bunga lho, buat kita-kita yang tabungannya cuma 1 atau 2 juta. Kenapa wajib invest? Karena nabung aja ngga cukup. Nabung digerogoti inflasi, sedang resiko masa depan lebih besar dari sekedar inflasi.
Kaitannya dengan merencanakan masa depan inilah, acara Nangkring Bareng Sunlife (30 Agustus 2014), memberikan tips-tips berikut yang disampaikan oleh Bu Aan, (salah satu narasumber. Nama lengkapnya, Ir. Hj. Srikandi Utami)
[caption id="attachment_323821" align="aligncenter" width="448" caption="Bu Aan Narasumber dari Sunlife"][/caption]
Satu, kita harus melakukan evaluasi berapa penghasilan yang kita peroleh, lalu dikalkulasi berapa untuk konsumsi, juga berapa yang bisa digunakan untuk berinvestasi, misalnya dengan cara ditabung di bank, dimasukkan ke proyek investasi, membeli emas, dan bentuk investasi lainnya. Biasanya, sebesar 5 hingga 10 persen dari penghasilan kita, bisa disisihkan untuk berinvestasi.
Dua, lihat kembali tujuan-tujuan keuangan jangka panjang. Apakah mempersiapkan pendidikan anak ketika mulai akan masuk ke jenjang SMA, maupun Perguruan Tinggi? Apakah perencanaan untuk dapat memiliki rumah.
Tiga, setelah perencanaan untuk apanya, maka harus diperkirakan berapa tahun rencana itu ingin dicapai. Daripada kredit? Ingat, kredit lebih besar masalahnya daripada investasi.
Empat, kita melakukan action dengan menghubungi konsultan dari perencanaan keuangan.
Lima, kita melakukan review terus-menerus karena kemungkinan income kita bertambah, sehingga kemungkinan konsumsi kita juga meningkat, termasuk keuangan untuk investasi dan asuransi.
HOW? Bagaimana?
Jangan menunda. Mulai dari sekarang. Buat prioritas, menyiapkan masa depan secara teratur. Asuransi Syariah Sunlife bisa menjadi pilihan kita.
Kok? Iyalah. Secara begini,
1.Asuransi Syariah membawa barokah. Ngga percaya? Ada penjelasannya. Syariah itu dasarnya hukum ALLAH. Bahkan bagi yang tidak menganut muslim sekalipun tetap dapat barokahnya. Kalau ikut hukum ALLAH itu, barokah. Mau bukti? Banyak lho. Lihat aja Ahok. Dia ngga muslim, tapi karena ia ikut hukum ALLAH, see,… orang benar sayang sama dia. Semua pada belain. Barokah kan kalau dicintai, dibela-in dan disegani? Betul apa betul? Nah, ini juga berlaku dalam masalah keuangan saudara-saudari. Jadi barokah itu bukan soal agamanya. Soal hukum yang dipatuhinya. Deal? (ini kutip kata narasumber sebagian pas nangkring, sebagian opini sendiri)
[caption id="attachment_323823" align="aligncenter" width="448" caption="Pak Fathur, Narasumber penjelas mengenai syariah"]
[/caption]
2.Asuransi Syariah, adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pegembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. (Fatwa MUI) Berbeda dengan asuransi tradisional, asuransi syariah, bukan memindahkan resiko, tetapi berbagi resiko. Saling tolong menolong. Kita semua basudara kan? Wajib itu tolong menolong. Jadi bukan cuma berharap ditolong atau manfaat besar, namun juga dapat berbagi dengan menolong sesama. Walupun tak mengesampingkan komersialnya namun ini didasari oleh nilai-nilai keadilan, dan kejujuran. Ini adalah nilai universal lho. Jujur dan adil. Dana peserta asuransi syariah, dibedakan dengan dana perusahaannya. Ini juga membantu nasabah lebih tenang dalam menyerahkan kontribusinya. Peserta punya peluang mendapatkan surplus underwriting yang tidak diberikan oleh asuransi konvensional. Pengawasan asuransi syariah berganda, bukan hanya otoritas Jasa Keuangan, namun juga ada dewan pengawas syariah. Ini adalah informasi yang dibagikan oleh Pak Fathur (Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil. MA, Profesor ilmu fikih dari UIN Syarief Hidayatullah, dosennya Pak Isjet, yang jadi acara moderator nangkring ini)
Jangan kuatir masalah syariahnya ya,... sebab pengguna asuransi syariah ini 40% justru nonmuslim. Mengapa? Karena prinsip universalitasnya. Jujur dan adil. Di Indonesia nasabah sunlife syariah malah paling banyak di Bali.
[caption id="attachment_323824" align="aligncenter" width="448" caption="Moderatornya, Pak Fathur ini dulu dosen saya. Emang kalau dah ngga ngajar lagi bukan dosennya pak Isjet??? "]
[/caption]
[caption id="attachment_323838" align="aligncenter" width="448" caption="Seksinya MC, sampai bu Aan terpesona? :D :D :D"]
[/caption]
Kenapa Sunlife? SunLife Asuransi sudah ada di Indonesia sejak 1995, namun Sunlife Asuransi Syariah dimulai tahun 2010. Setelah sedemikian panjang perjalanannya di Indonesia, sejauh ini belum pernah terdengar adanya nasabah yang tak puas.
Dalam acara nangkring, narasumber dari Sunlife, menyebutkan bahwa sebaiknya memilih asuransi dengan melihat kondisi kesehatan keuangan perusahaan yang menawarkannya. Setidaknya, ada tiga indikator yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah perusahaan asuransi tersebut memiliki kondisi keuangan yang sehat atau justru sebaliknya.
a.Melihat pada standar RBC (Risk Base Capital) yang merupakan solvabilitas atau standar kesehatannya. “Pada kuartal I 2014, RBC SLFI adalah sebesar 603 persen. Sementara, RBC yang dipersyaratkan oleh Pemerintah adalah minimal 120 persen. Alhamdulillah, RBC SLFI jauh di atas dari RBC yang ditetapkan oleh Pemerintah. Artinya, bahwa kondisi keuangan SLFI termasuk kemampuan untuk membayar klaim di kemudian hari, kemudian bagaimana me-manage investasi, me-manage currency antara Rupiah dengan Dolar dan mata uang lainnya, sudah memenuhi ketentuan Pemerintah, bahkan di atas persyaratan minimum yang ditetapkan
Ibu yang telah bergelut dengan asuransi syariah selama delapan tahun ini menambahkan bahwa, indikator tingkat kesehatan asuransi syariah berbeda dengan unit konvensional. “Untuk unit syariah, Pemerintah mensyaratkan RBC per Desember 2014 harus sudah sebesar 30 persen. Alhamdulillah, per kuartal I 2014, RBC khusus unit syariah (atau RBC Tabarru’ Syariah) kita sudah sebesar 106 persen, atau sudah di atas dari persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah. Artinya, dana peserta yang kita kelola dibandingkan dengan kewajiban membayar klaim, jauh lebih besar. Maksudnya, kalau punya kewajiban ke depan bila terjadi klaim, maka SLFI mampu membayarkan klaim nasabah tersebut.” Pernyataan yang optimis bukan?
b.Perusahaan asuransi wajib membayar santunan kepada pesertanya. Dalam konteks ini, pada kuartal I 2014, klaim yang sudah dibayarkan oleh SLFI adalah sebesar Rp 81,8 miliar. “Sejak unit Syariah Sun Life dibuka pertama kali, alhamdulillah tidak pernah ada klaim nasabah yang tidak dibayarkan. SL di Indonesia dan di Kanada terkenal sebagai perusahaan yang compliance, sangat patuh terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh regulator, maupun peraturan yang dikeluarkan oleh internal perusahaan itu sendiri,” kata Bu Aan.
c.Adanya penghargaan dari pihak eksternal juga menjadi petunjuk apakah perusahaan tersebut bagus atau tidak. Menurut Ibu Aan, pada tahun 2013 SLFI unit syariah memperoleh penghargaan dari Karim Business Consulting dengan meraih ranking pertama untuk The Best Risk Management, dan ranking ketiga untuk The Best Islamic Life Insurance. Lalu pada 2014, SLFI unit syariah kembali meraih penghargaan dari Karim Business Consulting untuk ranking pertama untuk The Best Risk Management, dan ranking ketiga untuk The Most Profitable Insurance.
Asuransi Syariah Sunlife menawarkan beberapa produk unggulan dalam acara nangkring tersebut,
Pertama, Brilliance Hasanah Sejahtera yang merupakan produk asuransi jiwa dan investasi dengan pembayaran berkala untuk membantu keluarga para nasabah mencapai kebutuhan keuangan masa depan, seperti misalnya biaya pendidikan, modal usaha, ibadah, pernikahan anak, dana hari tua, dan lainnya, yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Kedua, Brilliance Hasanah Protection Plus, yaitu produk asuransi unit linked kontribusi tunggal yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan perlindungan jiwa dan investasi yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Ketiga, Sun Medical Executive Syariah yakni asuransi tambahan yang dapat ditambahkan pada produk unit link syariah. Produk ini menyediakan manfaat pelayanan medis yang lengkap dan memberikan penggantian biaya sesuai tagihan berdasarkan paket manfaat yang menjadi pilihan nasabah. Manfaat yang lengkap itu adalah biaya kamar, biaya pembedahan yang komprehensif, biaya layanan medis, biaya rawat jalan dental darurat akibat kecelakaan, biaya perawatan sebelum dan sesudah rawat inap, biaya rawat jalan cuci darah, kanker dan fisioterapi setelah rawat inap, dan santunan kematian karena kecelakaan.
[caption id="attachment_323826" align="aligncenter" width="448" caption="Pak Pepih,... makasih ya sudah memberi edukasi."]
[/caption]
[caption id="attachment_323828" align="aligncenter" width="448" caption="Foto bareng Pak Pepih sama Narasumber, eh mas Isjet kok ngga ikutan?"]
[/caption]
[caption id="attachment_323829" align="aligncenter" width="448" caption="Laperrrrr,... antri makan ah."]
[/caption]
[caption id="attachment_323830" align="aligncenter" width="448" caption="Serius banget ya dengerinnya? :D :D :D"]
[/caption]
[caption id="attachment_323831" align="aligncenter" width="448" caption="Makan siang... Nyummy."]
[/caption]
[caption id="attachment_323832" align="aligncenter" width="448" caption="Games, ah mbak MC napa kok ngga ngadep saya sih? Kan ngga kelihatan tuh. "]
[/caption]