[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-anak Mbak Indah makan cemilan, ngga boleh banyak-banyak, nanti batuk. Tetapi menurut juga kata mama Indah."][/caption]
Jumat, 19 Desember 2014, pukul 15.00 saya tiba di kantor Kompasiana. Acara Kompasiana Nangkring sedianya akan dimulai jam tersebut, namun ternyata, masih menunggu peserta lain yang belum tiba. Mbak Wardah dengan ramah menawarkan cemilan di meja bulat yang biasanya diletakkan di antara kursi, kini dipindah ke pojok-pojok ruangan.
Cemilan sederhana sih, tetapi, tetap saja makanan kan? Dibeli, dibuat, dan disiapkan.
Acara dimulai sekitar pukul 15.30, dibuka dengan ucapan dari wakil kompasiana, Mas Nurul. Beliau menuturkan bahwa sudah saatnya Kompasiana Nangkring bukan hanya bicara politik, namun juga hal seperti parenting yang bermanfaat secara praktis. Bukannya sudah ada kanalnya, demikian pungkas Mas Nurul.
[caption id="attachment_343040" align="aligncenter" width="300" caption="Mas Nurul membagikan pesan dari Kompasiana"]
[/caption]
Acara ini dimoderatori mbak Nur Hasanah, yang mungil namun terlihat cerdas dalam membawakan acara. Tak terlihat grogi, walau berdekatan dengan psikolog narasumber. Mbak Nur memperkenalkan narasumber yang sudah siap di tempat acara sebelum para peserta Nangkring hadir malahan.
[caption id="attachment_343044" align="aligncenter" width="300" caption="Narasumber beserta tim dari Mentari Anakku menantikan kehadiran kompasianer"]
[/caption]
[caption id="attachment_343042" align="aligncenter" width="300" caption="Mbak Nurhasanah dan Narasumber Psikolog Eta."]
[/caption]
Acara Nangkring yang membahas mengenai belajar bahasa asing di usia batita ini, memang selain pesertanya terbatas, namun beberapa peserta terdaftar ternyata tidak menghadiri, sehingga jumlah kompasianer yang saya lihat tak lebih dari 15 orang. Ruangan terlihat penuh karena acara ini disyut oleh kru Kompas TV dan ada beberapa teman mbak Eta, psikolog narasumber dari Mentari Anakku.
Di tengah keriuhan acara saya mengamati sesuatu yang sebenarnya tak berhubungan dengan materi, namun mengganggu. Saya melihat seorang anak, batita melempar-lemparkan cemilan ke lantai.
Sebetulnya, anak-anak yang dibawa ke acara nangkring tidaklah mengganggu sepanjang anak menyadari bahwa orang tua sedang belajar. Seperti putra-putri mbak Indah Noing yang sering dibawa, mereka kadang bermain,.. bahkan bertengkar sesama mereka, tetapi, tidak membuang-buang makanan.