Lihat ke Halaman Asli

Maria Margaretha

TERVERIFIKASI

Guru SD. Blogger.

Review Novel Rindu

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142518873667537208

"Dalam banyak hal, diam justru membawa kebaikan"

Kalimat ini saya kutip dari buku "Rindu", tulisan menarik dari Darwis Tere Liye yang telah dicetak 9 kali oleh penerbit Republika, hal delapan puluh tiga.

[caption id="attachment_353425" align="aligncenter" width="420" caption="Cover novel Rindu,...sederhana."][/caption]

544 halaman buku novel ini bukan main menariknya. Saya nyaris, nyaris lupa bahwa yang saya baca ini adalah novel mengenai perjalanan berhaji pada tahun 1938. Perjalanan beribadah haji pada tahun-tahun tersebut memang berbeda dengan masa kini. Berhaji dengan kapal laut, mengarungi hari-hari dengan hanya melihat air, air dan air, tetapi tidak membosankan, karena banyak aktivitas dituturkan penulis dengan apik. Sesekali, diceritakan saat kapa berlabuh dan penumpang turun dari kapal.

Menurut saya, Darwis tentunya belum lahir pada saat itu, namun caranya menceritakan kehidupan di kapal dan para tokoh ceritanya membutuhkan riset. Saya bisa membayangkan trem listrik di Surabaya, dan juga kehidupan di Batavia, hanya dengan membaca novel ini.

Alur cerita yang maju mundur sesuai narasi tokoh-tokohnya juga menarik disimak. Ada 6 tokoh utama setidaknya dalam kisah ini, Gurutta sebagai sentral cerita dan Sergeant Lucas, Daeng Andi dan keluarga di masa lalu dan masa kini, Ambo Uleng, Bundo Upe dan Enlai, Ruben Kelasi, dan Eyang Kakung dan Putri.  Kisah dimulai di Makasar, namun akhirnya tidak sedeskriptif awalnya. Namun setiap tokoh mempunyai akhir berbeda. Selain tokoh yang namanya saya sebut spesifik ada banyak nama lain dalam cerita ini.

Sangat layak baca, menghibur dan memberi banyak inspirasi. Seorang teman saya yang meminjamkan buku ini terdengar terkejut waktu saya menyebutkan bahwa Tere Liye ini Islam. Ia termasuk pengagum juga.

Ada beberapa hal yang sedikit membingungkan saya. Pada akhir buku, Tere Liye sempat menuliskan bahwa perjalanan dengan kapal laut tersebut, 30 hari (berangkatnya saja sampai Jeddah) tapi pada awal buku, saya membaca bahwa perjalanan haji akan memakan waktu 9 bulan. Kalau ada yang bisa menjelaskan ini, tentunya akan menyenangkan buat saya.

Ada yang tertarik membeli bukunya? Siahkan temukan di Islamic Book Fair yang dihelat sejak kemarin di Senayan. Kata FP Darwis begini,

"Hari ini ada yang ke Islamic Book Fair, Senayan Jakarta? Buka hingga 8 Maret 2015. Di stand REPUBLIKA ini ada novel RINDU + 12 novel lainnya. Ada dua stand, 1 stand di pintu masuk depan, 1 lagi di pintu masuk belakang. Di stand Gramedia Pustaka Utama ada novel BULAN + 7 novel lainnya. Posisi stand di sektor Kenanga, ada 3 stand digabung jadi 1. Insya Allah, saya akan menghadiri Islamic Book Fair di hari terakhir, Minggu 8 Maret 2015. Jam 14.00-15.30. Bedah buku RINDU."

Selamat mengulik buku di Book Fair yaaaa....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline