Lihat ke Halaman Asli

Ramai ramai 'jual diri.

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dua hari ini sungguh saya tak lepas dari senyum. Senyum yang mengembang ketika browsing dan membaca dua berita.
Yang pertama, senyum ketika membaca berita klub jagoan saya lolos ke final liga champions, dan yang kedua ketika membaca berita prostitusi artis. Tentu saja senyum saya adalah senyum yang berbeda. Yang pertama tentulah senyum bahagia, sedang yang kedua jujur saja adalah senyum sinis.

Ya, berita yang minggu ini sedang menyita perhatian mata media itu benar benar membuat saya tersenyum sinis. Sejak membuat heboh, media baik online maupun teve seperti berlomba lomba mendapatkan komentar beberapa artis mengenai kasus yang menimpa rekan sejawatnya. Mulai dari ungkapan prihatin sampai pengakuan pernah ditawar. Hal terakhir ini yang membuat sinisme dalam diri saya mencuat. Bukan apa, entah mengapa artis artis yang diwawancara malah terkesan 'jualan'. Umbar pernah ditawar dari puluhan hingga ratusan juta. Seperti sedang memasang standar melalui media, Dengan 'bangganya' pamer pernah ditawar.

Dalam logika cetek saya, sebagai perempuan, kalau seandainya saya adalah mereka, saya tentulah tak akan dengan entengnya bilang pernah ditawar sekian juta. Hal itu bagi saya tak ubahnya mendegradasi nilai saya sebagai perempuan. Ini bukan soal sok suci tapi bukankah dengan mendeklarasikan pernah ditawar sama artinya dengah 'bisa dicoba'. Terlepas dari pengakuan mereka artis artis itu yang katanya menolak.

Menolak atau tidak, ketika si artis mengaku pernah ditawar tentu dalam pikiran banyak orang akan timbul pertanyaan, bukankah jika dia artis baik baik, punya integritas, dan 'nilai' tinggi sebagai perempuan laki laki mana yang akan merendahkan dengan cara menawar.

Artis artis yang mengaku ditawar tidak sadarkah kalau dia sesungguhnya telah direndahkan?. Lah ini kok malah mengumumkan secara suka rela, cengengesan dan bangga menyebut nominal harga.

Pertanyaannya, buat apa? Buat pasang standar atau merasa bangga menjadi artis yang pernah ditawar.

Duh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline