Lihat ke Halaman Asli

Eka Ayu Prihartini

Hai, perkenalkan saya Eka. Selamat datang di Blog saya dan selamat menikmati tulisan yang saya buat.

Implikasi Kebijakan Moneter di Tengah Pandemi Covid-19 terhadap Neraca Pembayaran Indonesia

Diperbarui: 14 Mei 2020   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Ilustrasi Neraca Pembayaran, WorldSpectrum/Pixabay 

Untuk mengetahui gambaran tentang hubungan ekonomi yang terjadi di suatu negara dengan negara-negara lainnya pada perekonomian terbuka dapat dilihat melalui neraca pembayaran, karena dalam neraca pembayaran memberikan informasi yang jelas mengenai aspek yang terkait dalam hubungan ekonomi yaitu tentang nilai perdagangan internasional (ekspor dan impor), transaksi jasa-jasa, aliran modal jangka panjang, dan aliran modal jangka pendek. 

Dan pastinya, pada setiap negara akan berusaha semaksimal mungkin dalam menjaga keseimbangan neraca pembayarannya agar selalu stabil. Neraca pembayaran dapat dikatakan stabil apabila terjadi keseimbangan antara aliran uang ke luar negeri sebagai akibat impor barang dan jasa dan aliran modal ke luar (capital outflow) dengan aliran uang yang masuk (capital inflow) dari hasil ekspor barang dan jasa dan aliran masuk modal asing (foreign capital inflow). Dengan terwujudnya keseimbangan dalam neraca pembayaran ini maka cenderung akan mewujudkan kestabilan dalam kurs valuta asing seperti yang dikatakan oleh Sukirno (2007:15).

 Yang dimaksud dengan neraca pembayaran sendiri, Sukirno (2008:390) mendefinisikannya sebagai suatu catatan aliran keuangan, yang mana dari catatan tersebut menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu.  Sementara menurut Apridar (2009:135) neraca pembayaran (balance of payment) merupakan dokumen yang tersusun secara sistematis dari semua transaksi ekonomi antara penduduk satu negara lain dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam periode satu tahun. 

Penduduk di sini mengacu pada individu, badan hukum dan pemerintah. Individu yang dimaksud yakni orang yang bertempat tinggal dan mempunyai mata pencaharian di negara tersebut. Neraca pembayaran (balance of payment) juga diartikan sebagai suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang atau jasa, transfer keuangan dan moneter antar penduduk suatu negara dan penduduk luar negeri untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun (Hady, 2009:59).

Stabilnya neraca pembayaran pada suatu negara juga menjadi sangat penting karena menjadi sarana penilaian bagi perusahaan multinasional dalam mempertimbangkan prospek mata uang dari suatu negara, yang dapat dilakukan melalui analisis ekonomi dari data yang tersaji dalam neraca pembayaran negara tuan rumah. Karena catatan yang tersusun secara sistematis dalam neraca pembayaran menjadi sumber informasi yang mumpuni mengenai kegiatan eksternal dari suatu negara, dan turut menjelaskan mengenai kondisi mata uang suatu negara, apakah sedang dalam keadaan kuat atau justru melemah. 

Selain itu, Waluya (2003) dalam Anisa (2017: 317) mengatakan bahwa perkiraan atau pos-pos pada neraca pembayaran juga mencakup pastisipasi atau keikutsertaan perusahaan multinasional dalam upaya mengubah kurs valuta asing, termasuk mencakup data investasi penanaman modal yang akan menghasilkan analisis dan interpretasi mengenai masalah perekonomian yang tengah terjadi di suatu negara dan kehidupan bisnis dalam negara tersebut.

Untuk menganalisis neraca pembayaran dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan. Dalam perkembangan teori klasik, teori neraca pembayaran terbagi dalam dua pendekatan, yaitu:

  1. Pendekatan Elastisitas

Pendekatan elastisitas merupakan pendekatan yang menganalisis bahwa kurs dan tingkat bunga akan memberikan dampak terhadap neraca pembayaran yang bergantung pada elastisitas penawaran dan permintaan kurs mata uang dan barang luar negeri.

  1. Pendekatan Absorpsi

Pendekatan absorpsi adalah pendekatan gabungan dari perubahan kurs, pendapatan, dan pengeluaran untuk memperbaiki neraca pembayaran melalui upaya yang ditempuh untuk memulihkan keseimbangan eksternal. Neraca pembayaran akan membaik, jika terjadinya devaluasi dapat menyebabkan meningkatnya produk nasional dengan jumlah yang lebih besar daripada jumlah peningkatan daya absorpsi. Namun, jika yang terjadi malah sebaliknya, maka neraca pembayaran akan memburuk sebagai akibat adanya kebijakan devaluasi.

Amalia (2007) dalam Anisa (2017: 314) mengatakan bahwa secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam neraca pembayaran dapat dibagi menjadi dua kelompok:

  1. Barang (goods), jasa (services), pendapatan (income), dan transfer berjalan (current transfer) dan
  2. Modal atau finansial (capital or financial)
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline