Lihat ke Halaman Asli

AP Edutainment

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Banding

Akuntabilitas dalam Birokrasi

Diperbarui: 10 Desember 2023   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Permasalahan korupsi telah ada sejak lama dan memiliki besaran/tingkatan kompleksitas permasalahan yang tinggi. Oleh karena itu, upaya pemberantasan korupsi akan membutuhkan usaha dan kerja keras, serta pendekatan yang komprehensif, efektif, dan memadai. Penentuan upaya apa yang paling efektif dalam memberantas korupsi juga merupakan perdebatan dalam banyak literatur mengenai korupsi (Gillespie dan Okruhlik, 1991). Perdebatan ini pada intinya berupaya untuk menawarkan pendekatan multi perspektif/komprehensif yang dianggap dapat memberikan hasil yang substansial dan berkelanjutan dalam mengatasi korupsi.

Menyangkut korupsi di pemerintahan daerah, menurut de Asis (2006) terdapat lima strategi yang dapat dilakukan untuk memberantas korupsi, yakni meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, penilaian keinginan politik dan titik masuk untuk memulai, mendorong partisipasi masyarakat, mendiagnosa masalah yang ada, serta melakukan reformasi dengan menggunakan pendekatan yang holistik.

Sejalan dengan pendapat de Asis (2006) khususnya menyangkut poin mengenai diagnosa terhadap permasalahan yang ada, Shah (2007) berpendapat bahwa pemberantasan korupsi membutuhkan pemahaman terhadap penyebab dari munculnya masalah korupsi tersebut pada sebuah negara/daerah. Karenanya, perlu dipertimbangkan pula kondisi pengaruh dari korupsi atau kualitas dari tata kelola pemerintahan yang ada di masing-masing negara/daerah tersebut. Pemilihan prioritas anti korupsi pada suatu negara/daerah harus disesuaikan dengan kondisi pengaruh dari korupsi atau kualitas dari tata kelola pemerintahan yang ada sebagaimana tindak pidana korupsi baik yang terjadi sebagai akibat dari faktor-faktor yang bersifat langsung dan tidak langsung maupun akibat dari faktor-faktor yang berasal dari karakteristik individual dan struktural.

Akuntabilitas publik dan partisipasi masyarakat juga dapat sejalan dilakukan sebagai strategi yang berfokus baik terhadap masyarakat, hukum, pasar, maupun politik. Karenanya, dalam upaya pemberantasan korupsi yang lebih efektif, efisien dan tepat sasaran di masa mendatang, perlulah kiranya dilakukan berbagai kajian yang mendalam terhadap berbagai aspek dari akuntabilitas publik dan partisipasi masyarakat ini. Pada tataran yang sangat fundamental, akuntabilitas sangat erat kaitannya dengan otoritas meskipun belum tentu otoritas politik. Boneka yang bertindak sebagai perpanjangan dari kehendak orang lain bukanlah objek pertanggungjawaban yang sah (bahkan jika boneka terkadang menjadi kambing hitam dalam praktiknya).

Akuntabilitas adalah syarat terciptanya penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik. Akuntabilitas Birokrasi sendiri adalah pertanggungjawaban dari lembaga publik atas semua kegiatan yang dilakukan kepada rakyat. Sebagaimana yang dinyatakan Denhardt (Kumorotomo, 2008 : 5) berkenaan dengan upaya menjamin akuntabilitas di dalam birokrasi publik, menyatakan bahwa pada umumnya literatur mengenai akuntabilitas di satu pihak menyebutkan tentang pentingnya kualitas subjektif, berupa rasa tanggungjawab para pejabat publik dan di lain pihak banyak yang menyebutkan pentingnya kontrol struktural untuk menjamin pertanggungjawaban tersebut. Dengan demikian akuntabilitas birokrasi terkait dengan falsafah bahwa lembaga eksekutif pemerintah yang tugas utamanya adalah melayani masyarakat harus dipertanggungjawabkan secara langsung maupun tidak langsung, beberapa macam akuntabilitas diantaranya adalah:

  1. Akuntabilitas Organisasional

Akuntabilitas organisasional yang dimaksud adalah pertanggungjawaban pemerintah kecamatan terhadap pemerintahan yang lebih tinggi dan masyarakat, yaitu aksesibilitas publik terhadap kebijakan yang dibuat pemerintah serta kesesuaian kebijakan yang dirumuskan dengan prinsip administrasi yang berlaku.

2. Akuntabilitas Kebijakan

Akuntabilitas kebijakan yang dimaksud adalah pertanggungjawaban atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah, yaitu kelengkapan informasi dan kejelasan sasaran.

3. Akuntabilitas Individual

Akuntabilitas individual yang dimaksud adalah pertanggungjawaban pegawai secara personal atau individual atas tugas, fungsi dan kewenangan yang dilaksanakan, yaitu pertanggungjawaban atas kinerjanya secara individual dan pertanggungjawaban pelaksanaan fungsi pelayanan

4. Akuntabilitas Kegiatan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline