Lihat ke Halaman Asli

Gejala Stroke Bisa Dilihat dari Bicara dan Senyuman

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1410768505129892959

[caption id="attachment_359357" align="aligncenter" width="350" caption="Sumber : www.thecrowdvoice.com"][/caption]

Masih belum sadar bahwa anggota keluarga nya terkena stroke,  maka bisa membuat pasien terlambat mendapatkan pertolongan petugas medis rumah sakit. Padahal penanganan lebih dini atau langsung bisa membantu mengurangi dampak stroke.

"Stroke datangnya tiba-tiba dan tidak menimbulkan nyeri pasien. Kalau keluarga tidak  sadar terhadap ciri-cirinya seperti mulutnya nampak mencong bisa berdampak buruk," kata dr. Nizmah, SpS dari Bunda Neuro Centre saat temu media di RS Bunda Jakarta belum lama ini.

Gejala-gejala lain dari penderita stroke adalah  tiba-tiba  lemah di salah satu sisi tubuh, tiba-tiba kesulitan untuk berbicara, nyeri kepala hebat serta hilang keseimbangan. Wajah tidak  asimetri atau mencong ke satu sisi, ngiler tiba-tiba.

"Untuk memastikan apakah stroke diminta untuk  tersenyum, kalau senyumnya beda merupakan salah cirinya. Bisa dilakukan dengan memintanya mengangkat, kalau tidak kuat memang ada gangguan lemah di lengan," katanya.

Penderita stroke biasa nya juga sulit saat diajak bicara. Kalau pun bisa diajak bicara biasanya tidak nyambung karena di  pusat bicara terputus.

Di Indonesia, stroke menjadi penyebab mematikan setelah jantung dan kanker. Stroke menjadi penyebab kematian di RS. Tanpa pengobatan bisa cacat, kehilangan kemampuan berjalan melihat,  membentuk ekspresi wajah, mandi berpakaian.

"Tentunya ini akan menganggu kemandirian dan kualitas hidupnya," katanya. (Eko Sutriyanto)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline