Dimainkan oleh lebih dari 50 juta orang di Indonesia per bulannya (per 12 September 2018) hingga sempat disebut dalam debat calon presiden, tidak salah jika gim Mobile Legends didapuk sebagai gim nasional.
Sebagai gim mobile dengan genre moba pertama yang masuk ke tanah air, popularitas Mobile Legends diperkirakan akan terus melejit berkat gameplaynya yang interaktif dan sederhana.
Mobile Legends juga telah menjadikan beberapa youtuber asal Indonesia menjadi pemegang subscribers terbanyak untuk kategori konten gaming. Beberapa nama seperti Tobias Justin (JessnoLimit), Brandon Kentjana (Brandonkent) dan lainnya telah mendulang milyaran rupiah berkat konten Youtube Mobile Legends mereka yang berhasil menarik jutaan pengunjung.
Tidak hanya populer sebagai gim, kompetisi esports dari gim ini pun juga banyak menyita perhatian publik.
Salah satu indikator dari keberhasilan Mobile Legends mengembangkan sayap esportsnya di Indonesia adalah keberhasilan menerapkan format Liga Franchise dengan biaya daftar yang memakan angka 15 milliar rupiah per timnya.
Kepopuleran Mobile Legends di Indonesia bahkan turut berbanding lurus dengan prestasi tim esports Mobile Legends tanah air, di mana kedua tim asal Indonesia yaitu Onic dan Louvre berhasil menyabet juara satu dan dua dalam perhelatan Mobile Legends Southeast Championship yang diselenggarakan di Filipina tahun ini.
Kemungkinan besar Onic bersama dengan Aerowolf (yang menggantikan Louvre) juga akan dijagokan merebut turnamen piala dunia Mobile Legends pertama yang rencananya akan dihelat di Kuala Lumpur.
Dengan segala kelebihannya yang dibarengin dengan fenomena naiknya popularitas gim mobile secara global, tidak mustahil jika suatu saat Mobile Legends bisa menjadi salah satu gim terpopuler di dunia.
Namun, bagaimana peluang untuk mencapai hal itu?
TechCrunch.com menuliskan bahwa industri gim mobile akan menyumbang angka sebesar US$ 68,5 Milliar pada akhir tahun 2019 ini.
Angka tersebut merupakan 45% dari nilal total pendapatan industri gaming dari keseluruhan platform.