Tanggal 11 Februari 2019 menjadi tanggal yang agak kelabu bagi para penggemar Arsenal. Salah satu pemain favorit fans dari tim ini, Aaron Ramsey mengucapkan kalimat perpisahan dan rasa terima kasihnya kepada seluruh fans Arsenal sambil mengumumkan bahwa ia akan melanjutkan kariernya di Juventus pada musim 2019/2020 mendatang.
Sebagai pemain yang menjadi besar di Arsenal bersama fans, kepergiannya akan terasa menyisakan lubang yang menganga mengingat banyak kenangan yang telah ditorehkan oleh Ramsey bersama dengan Arsenal. Kepergian Ramsey juga menggambarkan bagaimana lemahnya manajemen dalam mempertahankan pemain-pemain penting.
Para fans Arsenal harus dibuat gemas selama 14 tahun ini ketika harus merelakan pemain penting macam Patrick Vieira, Thierry Henry, Ashley Cole, Robin Van Persie hingga Alex Oxlade Chamberlain dan Alexis Sanchez pindah alih-alih berkarier di Arsenal hingga tamat. Khusus untuk Van Persie, Sanchez, dan Chamberlain, manajemen bahkan mengizinkan mereka pindah menuju klub rival berat mereka di Liga Inggris yaitu Manchester United dan Liverpool.
Datang dari klub Cardiff city fc, talenta Ramsey muda digadang-gadang oleh Arsene Wenger sebagai pelatih Arsenal kala itu. Menurut Wenger, potensi kemampuan jelajahnya bakal sangat berguna bagi Arsenal di masa depan. Demi mendatangkan sang pemain, Le Proffeseur meminta manajemen untuk membayarkan transfernya seniai 4,8 juta poundsterling hingga mengajak keluarga sang pemain berdiskusi serius mengenai rencana karirnya di Arsenal nanti.
Karir Ramsey rupanya memang berjalan mulus di Arsenal. Di musim debutnya, ia sudah berkontribusi menciptakan assist di pertandingan perdananya di Liga Inggris kala Arsenal bersua Blackburn Rovers pada tanggal 13 September 2008.
Tidak hanya memiliki kemampuan teknik istimewa, kemampuan mental Ramsey juga terbilang hebat manakala ia berhasil bangkit setelah menderita cedera patah tulang pada tahun 2010 akibat tekel Ryan Shawcross dan harus rela dipinjamkan ke Nottingham Forrest hingga mampir ke klub lamanya, Cardiff city.
Ia pun berhasil pulih dan menunjukkan permainan yang cukup gemilang di pertengahan musim 2012/2013 . Musim 2013/2014 boleh dibilang sebagai musim terbaik bagi Aaron Ramsey. Bersamaan dengan momen datangnya Mesut Ozil yang didapuk sebagai raja asis Eropa kala itu, Ramsey menjelma menjadi salah satu sumber gol bagi Arsenal.
Ia berhasil mencetak rentetan gol tanpa putus baik di Liga Champions maupun di Liga Inggris. Bahkan, Ramsey juga menjadi aktor penting ketika Arsenal mengalahkan Liverpool 2-0 dalam perebutan puncak klasemen kala itu meski keduanya harus terpelanting di akhir musim oleh Manchester City . Sempat dirundung cedera pada boxing day melawan West Ham dan harus menepi selama 3 bulan, Ramsey bangkit dan menciptakan gol magis di Final piala FA melawan Hull City yang mengakhiri puasa gelar Arsenal kala itu.
Meski tidak lagi mencetak rentetan gol di musim-musim setelahnya Ramsey masih merupakan bagian penting dari permainan Arsenal di bawah Wenger. Berdasarkan statistik whoscored.com Aaron Ramsey tercatat berhasil mencatatkan rerata 1,8 umpan kunci per pertandingan selama 5 musim terakhir yang mayoritas berasal dari open play.
Selain itu Ramsey juga cukup berkontribusi dalam melakukan aksi bertahan yang dibuktikannya ketika mencatatkan rata-rata 3 tekel per pertandingan Liga Inggris. Kemampuan dribble Ramsey yang ditunjang dengan permainannya yang dinamis juga belum dapat ditandingi oleh pemain tengah Arsenal lainnya semacam Granit Xhaka yang lebih banyak berkutat di garis tengah lapangan dan Lucas Torreira yang lebih merupakan tipe pemain bertahan.
Arsenal mungkin masih punya Matteo Guendouzi yang mungkin permainannya hampir mirip dengan Ramsey namun kemampuan tekniknya masih harus diasah kembali.