Lihat ke Halaman Asli

Bila Mahasiswa Tak Lagi Peduli Rakyat

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maraknya aksi demonstrasi mahasiswa akhir-akhir ini, baik di daerah maupun di ibukota menandakan bahwa mahasiswa kini masih berperan sebagai kekuatan "social control" terhadap kebijakan pemerintah. Meski  tidak jarang pula kesan yang ditangkap oleh masyarakat saat menyaksikan anak-anak muda penuh gairah dan semangat sat meneriakan gugatannya terhadap pemerintah mendapat kesan yang berbeda, beberapa masyarakat menilai bahwa mahasiswa "kurang kerjaan" pake demo-demo segala.

Ketika merenung memikirkan apa sebenarnya hakikat mahasiswa untuk melakukan demonstrasi terhadap pemerintah? sejarah mencatat bahwa pergerakan mahasiswa sebagai kontrol sosial pemerintah telah mendapat rekam jejeak yang bagus, dan menorehkan tinta emas dalam sejarah perjuangan beberapa bangsa bahkan indonesia. Reformasi menjadi buah tangan rekan-rekan mahasiswa tahun 1998, ketika menggulingkan Presiden Soeharto setelah memimpin selama 32 tahun. Bangsa ini memang "pelupa" siapa yang menjadi pion kesuksesan untuk mengulingkan soeharto saat itu.

Memang ketika melihat aksi-aksi mahasiswa ketika menyuarakan pendapatnya saat berdemo, tidak jarang diwarnai dengan kerusuhan, pembakaran gambar atau foto presiden, aksi teaterikal, membakar ban, bahkan memblokade jalan. kesemua itu memang jelas mengganggu masyarakat dan terlihat tidak berpendidikan seperti yang semestinya. Namun tampaknya memang seperti itu karakteristik bangsa ini, terlalu mudah untuk percaya kepada apa yang dilihat namun tidak mau mendengarkan apa yang sebenarnya mereka suarakan.

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak untuk membayangkan bagaimana jadinya bila mahasiswa di indonesia ini hanya sibuk mengurusi kuliah, nilai, dan prestasi di kampus? ketika mereka lupa akan perannya sebagai kontrol sosial mewakili masyaraktat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat. Tentunya tidak terbayangkan ketika semua itu terjadi, dinegara demokrasi dimana berpendapat menjadi sebuah hal yang bebas untuk dilakukan, bahkan menjadi peran sentral. Peduli kepada rakyat setidaknya menjadi tempat bagi mahasiswa untuk memupuk "kepekaan sosial" terhadap keilmuan (apapun) dari mahasiswa itu, karena sejatinya mereka belajar dan menjadi bagian dari kaum intelektual di bangsa ini adalah untuk rakyat.

Benarkah bila tidak ada kepekaan sosial yang dimiliki oleh para mahasiswa akan menjadikan bangsa ini manjadi sebuah negara yang tenang, tentram, dan damai dengan penderitaan serta ketakutan-ketakutan karena tirani yang otriter yang berkuasa.? benarkan bila mahasiswa tidak lagi kritis akan menciptakan generasi muda yang lebih memiliki integritas dan ilmu pengetahuan yang mumpuni dibidangnya?, benarkah bila semua itu terjadi bangsa ini akan lebih baik. tentu saja TIDAK!!!

Bangsa ini besar dengan berbagai permasalahan yang menghadangnya, rakyat juga semakin pandai dengan keadaan bangsa yang kian hari makin tidak karuan karena ulah pemimpin bangsa yang terkesan membiarkan keadaaan ini terus terjadi dan pejabat-pajabat yang korup hampir disemua lini. dan ternyata suara mahasiswa masih dibutuhkan ketika rakyat tidak mampu untuk bersuara, ketika sistem sosial yang ada tidak memungkin kan rakyat untuk berbicara secara gamblang tentang negaranya. Maka mahasiswa menjadi garda terdepan dalam mengawal kebijakan pemerintah terhadap rakyatnya. HIDUP MAHASISWA!!! HIDUP RAKYAT!!!

-anzaw, a restless writer-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline