Setiap kali memandang sungai di tepi jembatan, aku ingat kita pernah menyusuri sungai ini. Berbicang sambil memancing hingga si langit senja mengingatkan bahwa dia akan pergi karena gelap datang Aku masih ingat lekukan dan belokan jalan saat menyusuri rumah-rumah mereka Mereka yang begitu kaya akan cinta dan tawa seperti pintu rumah kita Aku juga masih mengenang, saat kau ajak aku melihat bayi mungil dari rahim perempuan yang masih sangat belia Aku masih sering berimajinasi kita pernah menyusuri jalan dipinggir sungai mereka Sekedar menikmati secangkir kopi ketika gelap dan bintang-bintang muncul bertaburan diangkasa setelahnya. Kini ketika kau tak disana, jalan ku saat pulang mengais rejeki terasa sepi Hanya gemerisik daun dan angin yang terdengar Aku kini tengah berpikir kau ada Memeluk dan mencintai mereka yang papa Anak-anak yang sangat merindukan kasih dan kelembutanmu mengajari mereka membaca tiap huruf Sayang, kelak kita akan menyusurinya lagi kan? Mewujudkan rumah tua Belanda kita Belari-larian di bibir pantai tiap sore Terengah-engah mendaki gunung yang tak pernah ramah Lama samar-sama kita mendengar Carpenter bernyanyi "Close To You" dan aku, kau dan hati kita sangat bahagia :) Yogyakarta, 21.36, 29.11.11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H