Wanita, sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya. Ternyata tugasnya bukan hanya seputar masalah isi rumah tangga dan pendidikan anak-anaknya saja. Di era Milenial ini, yang diurusnya lebih jauh dan kompleks di segala kebutuhan.
Adanya pandemi yang menghantam dunia beberapa waktu lalu, turut menjerumuskan wanita ke dalam aktivitas yang tak biasa mereka lakukan. Suatu kegiatan yang awalnya hanya pendukung, kini menjadi keharusan karena sang suami yang diberhentikan dari perusahaan butuh pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Beberapa wanita kini tidak lagi menjadi tulang rusuk. Ia lebih pantas menjadi tulang punggung karena segala aktivitas keluarga bergantung padanya. Mulai menyiapkan anak sekolah, makanan, antar jemput, bebersih bahkan mencari nafkah sekaligus.
Tidak heran jika pelaku UMKM sekarang ini didominasi wanita karena memang tuntutan ekonomi lebih mendesak kepada kaum Hawa ini, sebab berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari atau nafkah uang belanja.
Dari sisa uang belanja (jika ada), yang diperoleh dari sang suami, dengan caranya sendiri wanita berusaha mengembangkan keuangan tersebut. Mereka berpikir bagaimana caranya memiliki uang tambahan untuk menutup penghasilan suami yang dirasa kurang, meski harus mengajukan pinjaman atau kredit.
Oleh karena itu, sekarang ini banyak bermunculan UMKM yang pelakunya para wanita. Diantaranya, mereka mulai membuka usaha kecil berupa jajanan atau kue-kue untuk dititipkan di warung-warung, atau justru membuka warung sendiri dan ada yang lebih besar. Kegiatan yang awalnya sebagai pengisi waktu, kini mulai jadi kewajiban yang tak bisa ditinggalkan.
UMKM yang merupakan salah satu pilar ekonomi, keberadaannya sangat menunjang perekonomian negara. Munculnya UMKM yang mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, wajar jika disebut sebagai pahlawan ekonomi.
Dengan banyaknya pelaku UMKM dari kaum wanita, bisa disebut juga bahwa wanita pelaku usaha juga pahlawan ekonomi, bukan? Dan wanita di Indonesia rata-rata gemar berusaha atau berbisnis, baik itu online maupun secara langsung. Dengan demikian, gelar Pahlawan Ekonomi Nusantara layak diberikan juga kepada wanita Indonesia pelaku UMKM.
Siapa yang tidak bangga dengan gelar Pahlawan yang disematkan kepadanya?