Lihat ke Halaman Asli

Any Sukamto

Belajar dan belajar

Mengais Hikmah di Balik Cerita Rakyat Sarip Tambak Oso

Diperbarui: 10 Januari 2021   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar tangkapan layar dari kanal Youtube Dongeng Kita

Pernah dengar nama Sarip Tambak Oso? Ya, nama ini sangat lekat dengan cerita rakyat dari Jawa Timur. Sering sekali dipentaskan dalam pagelaran Ludruk.

Pernah tahu Ludruk? Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari daerah Jawa Timur juga. Biasanya mengangkat cerita tentang kehidupan sehari-hari atau bertema kepahlawanan. Diperankan oleh grup kesenian, digelar di atas panggung pertunjukan.

Legenda Sarip Tambak Oso berkisah tentang pencuri yang budiman. Sering menentang kebijakan Pemerintah Hindia Belanda yang berkuasa di daerahnya, Tambak Oso. Sebuah daerah yang terletak di Kecamatan Waru, Sidoarjo.

Konon, Dusun Tambak Oso dipecah menjadi dua wilayah yang dibatasi oleh sungai. Wilayah Wetan Kali dikusai oleh seorang jagoan bernama Sarip. Sedangkan Kulon Kali dikuasai oleh Paidi.

Sampai sekarang wilayah ini masih ada. Namanya pun masih Tambak Oso. Sebuah wilayah di bagian timur Sidoarjo yang berbatasan dengan Surabaya.

Sarip mempunyai watak yang keras, kasar, pemarah, dan terkesan arogan. Siapa pun yang tidak sepaham dengannya akan "disikat" habis. Namun begitu, dia sangat sayang dan takut pada ibunya.

Kebanyakan watak orang Surabaya atau Sidoarjo memang terkesan keras. Cara bicara yang blak-blakan dan langsung pada topik menjadi ciri khas tersendiri. Namun, itu hanya pada cara penyampaian saja, keramahan dan kebaikan tetap mengiringi gaya berteman mereka.

Sarip merupakan musuh bagi rentenir, orang kaya yang kikir, dan saudagar-saudagar pelit. Tak jarang, barang-barang mereka selalu menjadi incaran Sarip untuk dijarah. Lalu, hasil curian dibagikan kepada orang-orang miskin.

Di mana pun juga, kecemburuan sosial bisa menjadi sebab pertikaian. Terlebih jika si kaya tak mau berbagi dengan si miskin. Hal itu yang mengusik sanubari Sarip.

Bagi warga Belanda, Sarip merupakan musuh utama karena sering menentang kebijakan yang diterapkan. Sering membuat keonaran yang berakibat merugikan mereka. Namun, dia adalah pahlawan yang dermawan bagi warga miskin di sekitarnya.

Suatu hari, ibunya terlibat cek-cok dengan Lurah Gedangan masalah pajak tanah garapan. Tak rela ibunya disakiti, Sarip langsung marah dan menghabisi lurah tersebut. Senjata andalannya adalah pisau dapur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline