Lihat ke Halaman Asli

Any Sukamto

Belajar dan belajar

Jadi Penulis? Apa Istimewanya?

Diperbarui: 24 Juni 2020   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto by Heni Nuraeni, penulis antologi cerpen horor Dua Dimensi.



Apa sih kelebihannya jadi penulis? Apa yang bisa didapat? Bagaimana caranya?

Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas yang membuat saya memutuskan belajar literasi. Itu pun tidak serta merta saya lakukan karena masih mempertimbangkan biaya.

Berawal dari sebuah iklan yang saya baca di laman facebook, sangat menarik minat saya untuk belajar literasi. Dengan modal niat belajar dan menambah pengalaman, saya pun memberanikan mencari informasi biaya dan lainnya.  

Setelah mempertimbangkan segalanya, barulah saya mendaftar kursus untuk belajar literasi, minimal agar bisa menuliskan kisah hidup saya sendiri. Bersyukur bila bisa lebih lagi dan menjadi penulis terkenal sekelas Asma Nadia. Berharap boleh kan?

Singkat kata, saya mulai bergabung dengan komunitas menulis pada awal Januari 2019. Dengan modal awal teori dasar-dasar menulis, saya mencoba bergabung dengan komunitas menulis lain.

Belajar membuat antologi cerpen, puisi, mengikuti event yang diselenggarakan suatu komunitas dan bergabung dalam beberapa grup kepenulisan.

Semakin banyak dan berkembang wawasan saya. Teman pun semakin banyak dan pengetahuan pun bertambah. Hanya bisa bersyukur, saya bisa merasakan nikmat yang  tak pernah bisa dihitung.

Saya pun mulai paham beberapa jenis karya tulis, teori menulis yang lebih baik lagi, dan bagaimana cara mengembangkan tulisan agar bisa lebih baik lagi. Namun, semua butuh waktu untuk berproses.

Sempat juga mengikuti kursus editor, baik yang berbayar maupun yang gratisan, intinya, saya hanya ingin menambah kemampuan saya menulis. Setidaknya bisa mengedit tulisan saya sendiri.

Sekali waktu, saya pernah diberi kesempatan menjadi editor untuk naskah antologi cerpen teman-teman dengan tema horor. Hal yang tak pernah saya lakukan sebelumnya, membuat cerpen horornya saja belum pernah tetapi malah dipercaya jadi editor.

Atas dukungan beberapa teman untuk mencoba dan terus mencoba, berhasil juga naskah terkumpul dan tersusun dalam sebuah buku dengan judul Dua Dimensi. Ya, karena memang kami menuliskan cerita dari dua dimensi dunia yang berbeda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline