Lihat ke Halaman Asli

Any Sukamto

Belajar dan belajar

Melestarikan Warisan Budaya Melalui Bahasa

Diperbarui: 6 Juni 2020   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi DD Publishing


Beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah group kepenulisan yang beranggotakan penulis muda dan berbakat, terlempar sebuah ide menulis cerpen khusus berbahasa daerah Jawa.  

Bukan untuk mencari gelar eksklusif atau yang lain, tetapi semata-mata untuk melestarikan warisan budaya. Begitu banyak kekayaan bahasa yang dimiliki Indonesia, siapa lagi yang akan melestarikan kalau bukan generasi mudanya.  

Ide itu awalnya berasal dari obrolan di group yang anggotanya dari seluruh penjuru kota di Indonesai. Dikarenakan yang aktif memberi komentar dan lebih banyak yang berasal dari suku Jawa, terkadang obrolan jadi menggunakan Bahasa Jawa.

Hal ini tentu kurang menyenangkan bagi yang tidak mengerti Bahasa Jawa, sedangkan yang sama tinggal di Pulau Jawa saja bahasanya juga berbeda.

Anggota yang tertarik pasti menanyakan apa itu artinya, bedanya dengan kata ini apa, maksudnya apa, dan lain-lainnya karena ia ingin mempelajari Bahasa Jawa. Namun, bagi yang tidak tertarik pasti akan diam dan tidak berkomentar.

Berlanjut pada ide cerpen berbahasa Jawa, awalnya itu hanya candaan. Bagaimana jika membuat antologi cerpen yang berbahasa Jawa dari semua Bahasa Jawa yang ada. Bisa Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat atau lainnya.

Sesama Jawa Barat pun kadang beda, juga di Jawa Timur.  Sebagai contoh antara Surabaya dan Madiun pun sudah beda. Antara Surakarta dan Jogjakarta juga beda, meskipun sedikit. Ada juga bahasa Jawa Ngapak, beda lagi.

Dalam rangka melestarikan budaya dan tradisi berbahasa Jawa tersebut, maka kami mencoba menuangkannya dalam bentuk antologi cerpen berbahasa Jawa. Menerima naskah dari beberapa anggota yang berbeda dialek "Jawa-nya" lalu menyatukan dalam satu buku.

Ada beberapa anggota yang tertarik menulis, meskipun sudah lama tidak tinggal di Jawa. Ada juga yang pendatang, tetapi ingin menulis dengan bahasa Jawa. Semua kami tampung. Intinya melestarikan bahasa Jawa.

Dengan mengangkat tema dari genre yang berbeda, diharapkan buku ini bisa memberi warna tersendiri bagi dunia literasi. Kisah yang diangkat pun sangat berwarna, ada yang penuh haru karena diangkat dari kisah nyata, romantisnya dunia cinta, dan kelucuan pada cerita komedi.

Akhirnya terlahirlah satu antologi cerpen berbahasa Jawa "Lelampahing Gesang" ini. Diharapkan dari terbitnya buku ini semakin banyak yang mencintai dan melestarikan budaya Jawa terkhusus Bahasa Jawa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline