Lihat ke Halaman Asli

Any Sukamto

Belajar dan belajar

Covid-19 Nyaris Merenggut Nyawanya, Apa yang Bisa Dilakukan Wanita Ini?

Diperbarui: 30 Mei 2020   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Sri Setyowati | Fotonya saat menjalani perawatan di RS

Beberapa waktu yang lalu, dinding pertemanan aplikasi facebook saya sempat heboh oleh kabar sembuhnya salah seorang teman dari serangan Covid-19. Sungguh di luar dugaan, salah satu teman kami yang kuat dan tegar menjadi korban keganasan virus ini. 

Setelah beberapa hari menjalani perawatan di dua rumah sakit yang berbeda dan dinyatakan sembuh, ia baru menceritakan pengalamannya. Antara percaya dan tidak, sedahsyat itu covid menyerang tubuh hingga menyebabkan kematian.

Dia adalah Sri Setyowati, kami biasa memanggilnya Watik. Wanita yang sehari-hari  berdagang ayam di pasar Keputran Surabaya ini dikenal sebagai wanita yang kuat dan tegar. Kami sempat mengenyam pendidikan di kampus yang sama meskipun berbeda jurusan.

Hari itu, Minggu tanggal 26 April 2020, Watik merasakan badannya seperti terserang flu. Demam, badan sakit semua, lemas, rasanya ingin tidur, dan keringat dingin terus bercucuran.

Dia mencoba menghubungi teman-temannya yang berprofesi sebagai dokter dan menanyakan tentang kondisinya. Kemudian disarankan untuk istirahat dan minum obat.

Keesokan harinya, badan masih panas dan selera makan pun turun drastis. Akhirnya disarankan untuk periksa darah ke laboratorium. Hasil laborat masih baik semua.

Hari ketiga, batuk mulai menyerang dan tak henti-hentinya walaupun sudah diminumi obat batuk. Sedihnya lagi, hasil foto rontgen yang tidak bagus membuat teman-teman dokternya terperangah.  

Paru-paru sudah banyak fleknya dan langsung diminta untuk melakukan test Rapid ke rumah sakit. Hasilnya masih negatif maka ia diperbolehkan pulang.

Menginjak hari ke empat, batuk masih belum juga berhenti. Kemudian dia melakukan foto lagi ke laboratorium lain, sekadar ingin membandingkan hasilnya.

Ternyata pada paru-paru makin bertambah banyak fleknya, tambahan lagi napasnya mulai tersengal-sengal kalau berbicara. Dia terkena pneumonia. Langsung saat itu juga masuk UGD di salah satu rumah sakit swasta di Surabaya, dan dinyatakan harus opname.

Dahsyatnya Covid-19 ini sungguh sangat luar biasa, kuat dan agresif. Hanya dalam dua hari batuk, tetapi paru-paru langsung terselaput flek hampir semua. Saat itu dia belum tahu kalau positif Covid.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline