Lihat ke Halaman Asli

Any Sukamto

Belajar dan belajar

Cerpen | Setelah Kepergian Dua Perempuanku

Diperbarui: 3 Mei 2020   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi oleh Pixabay.com

Ada yang aneh dengan sikap Ibu siang ini. Beliau tampak murung dan tak bertenaga. Tak biasanya wanita berumur delapan puluh tahun itu menyambut kedatanganku dengan cara begitu. 

Setelah kucium punggung tangannya, wajah Ibu masih terlihat muram. Tak sedikit pun senyum ditampakkan. Aku penasaran, apa yang telah terjadi dengan Ibu?

“Ibu sakit?” tanyaku saat menjabat tangan Ibu yang terasa dingin.

“Enggak apa-apa, cuma lemas aja, diare mungkin,” jawab Ibu. Pandangannya masih kosong, membuat guratan tua di wajahnya kian jelas.

Aku pun berlalu, percaya bahwa beliau baik-baik saja. Masakan yang tersaji di meja menjadi alasanku meninggalkan Ibu. Usai membasuh tangan dan kaki, aku menyantap lahap hidangan yang ada.

Sambil menyendok makanan, sesekali kuperhatikan Ibu. Perilakunya aneh, selama aku makan saja sudah tiga kali keluar masuk kamar mandi. Ada yang tidak beres dengan Ibu, segera kuselesaikan makan.

“Ibu tadi makan apa saja? Sudah makan siang? Kita ke klinik saja, ya, Bu?” ajakku.

Kondisi seperti sekarang aku ragu jika membawa Ibu ke rumah sakit umum. Lebih baik ke klinik terdekat saja, pasiennya tidak banyak. Aku tidak mau Ibu tertular corona.

Ibu hanya mengangguk, wajahnya yang pucat membuatku tak tega melihatnya. Mungkin karena sudah tak tahan dengan rasa yang mendera, beliau setuju saja dengan ajakanku.  

Segera kuantar Ibu menuju klinik terdekat. Berharap pertolongan yang cepat bisa meringankan penderitaan Ibu. Tak biasanya beliau terlihat begitu kesakitan seperti ini.

Diagnosa dokter menyatakan Ibu mengalami gejala typus, dan disarankan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium. Beberapa obat sebagai penyembuh awal telah diberikan. Kami pun pulang setelah merencanakan pemeriksaan selanjutnya di laboratorium.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline