Lihat ke Halaman Asli

Any Sukamto

Belajar dan belajar

Kalap Belanja Menjelang Buka Puasa? Mikiirr!

Diperbarui: 2 Mei 2020   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi oleh merdeka.com


Hari ini mau masak apa, ya? Buat buka puasa bikin es atau minuman hangat? Nanti buka puasa makan apa? Lha, kalau sahur lauknya apa?

Berbagai pertanyaan memenuhi isi kepala saat akan belanja.  


Jam 7 pagi,  biasanya penjual sayur yang biasa lewat depan rumah sudah datang. Mau nggak mau harus keluar kalau ingin belanja buat buka puasa nanti. Atau kalau malas bisa juga beli makanan yang sudah matang, sih.

Masalah yang biasa muncul adalah menentukan menu buka atau sahur. Kalau minta pendapat anak-anak atau suami, pasti jawabnya terserah. Akan tetapi, jika makanan sudah matang dan tersaji, ada saja keinginan mereka untuk beli yang lain.

Sering saya ngomel sendiri, "Kalau memang berniat beli makanan matang, bilang dong! Bunda nggak susah-susah masak. Sudah dimasakin nggak dimakan, trus buat apa?" Biasalah, emak-emak kalau sudah repot tetapi nggak dihargai hasil karyanya jadi murka.

Meskipun kondisinya sekarang lagi musim #dirumahaja, tetapi penawaran makanan melalui whatsapp nggak kalah meriah, lho. Malah bikin pusing kalau mau pilih. Banyak tetangga yang menjual makanan-makanan lebih menarik.

Ada corndog, pisang goreng toping, ronde, dadar jagung beserta kru gorengan, kebab, pempek, kolak, es oyen dan keluarganya yang lain. Kalau mau menuruti karena tetangga yang jualan, bisa kebobolan dompet ini. Alih-alih sungkan nggak beli, alhasil meja makan penuh dengan masakan tetangga.Belum lagi, tetangga yang dermawan suka mengirimi makanan yang mereka masak hari itu. Atau tetangga yang lagi dapat giliran bikin takjil di musala, pasti yang terdekat juga kebagian. Kadang juga si Ayah pulang dari musala pasti bawa rezeki takjil yang dibagikan. Apa semua harus dimakan bersamaan?

Namun, bulan Ramadan tahun ini memang beda dengan tahun sebelumnya. Jamaah musala dekat rumah banyak yang berkurang. Anak-anak yang bersemangat berangkat ke musala, saat menjelang bedug Magrib berkumandang juga menghilang.

Orang tua jadi lebih memperhatikan menu buka puasa di rumah. Biasanya, si anak yang berangkat ke musala rela menerima apa saja takjil yang dibagikan. Oleh karena kini hanya buka di rumah saja, permintaannya jadi beraneka macam. Minta ini dan itu, orang tua juga yang repot.Untuk menyiasatinya, tak ada jalan lain selain bijak dalam mengelola pengeluaran saat menjelang berbuka puasa. Pengertian dari anak-anak perlu dibuka agar memahami hakekat puasa itu sendiri, terlebih bagi yang sudah tua.

Lapar dan dahaga seharian bukan berarti juga lapar mata. Syah-syah saja, sih, memberi hadiah anak karena telah melakukan puasa seharian. Menyayangi boleh, tetapi lebih memberi arti itu sangat baik. Jadi, mau kalap belanja saat akan berbuka? Miikiirr!

Sidoarjo, April 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline