Lihat ke Halaman Asli

Any Sukamto

Belajar dan belajar

Masirnya Bisnis Telur Asin di Tengah Pandemi

Diperbarui: 8 April 2020   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


Selalu ada hikmah di  balik setiap musibah. Mungkin kalimat itu yang bisa menggambarkan kondisi kami saat ini. Setelah mengalami serangan jantung dan menginap beberapa hari di rumah sakit, suamiku masih butuh waktu istirahat untuk memulihkan tenaganya. 

Karena alasan itu, ia tidak bisa bekerja lebih berat, hingga beberapa aktivitas harus ditinggalkan.Bersyukur ada usaha kecil yang tetap aku pertahankan untuk menambah penghasilan. Usaha telur asin, memang belum begitu besar. Namun,  cukuplah untuk membuat dapur tetap mengepul. Alhamdulillah.

Sejak adanya kebijakan WFH dan social distancing, makin banyak orang memesan telur asin untuk persediaan bahan makanan di dapur mereka. Di supermarket pun, stok yang biasanya kami sediakan untuk seminggu, kini habis dalam waktu dua hari. Di warung-warung yang kami titipi juga banyak yang kehabisan.

Lebih menggembirakan lagi, ketika seorang teman berinisiatif untuk menjual telur asin melalui aplikasi hijau. Di beberapa group yang diikuti, ia tawarkan telur asin tersebut hanya berbekal foto. Hingga bisa terkumpul pesanan 300 butir untuk penjualan sehari. Dan ini sudah berlangsung selama dua minggu. Alhamdulillah.

Selain telur asin matang, mentah pun ada yang memesannya. Untuk diolah lagi menjadi pepes telur asin. Kalau sudah diberi bumbu begini, jangan ditanya lagi rasanya, endeesss.

Sayangnya, meningkatnya permintaan telur asin tidak sebanding dengan produktivitas bebek bertelur. Persediaan makan bebek yang sebagian diambilkan dari sisa produksi pabrik biskuit atau pengolahan udang dan katering mengalami penurunan.

Berbarengan juga dengan musim hujan yang belum usai, ikut mempengaruhi kualitas telur bebek. Sudah jumlahnya menurun, besar telur juga menyusut. Hal ini menyebabkan persediaan telur mentah berkurang.

Namun begitu, permintaan telur asin masih bisa dikendalikan. Bisa disiasati dengan mengatur jadwal pengiriman. Dengan mengurangi kiriman ke tempat yang sedikit penjualannya dan menambah ke tempat yang banyak permintaannya.

Berharap badai segera berlalu, menyapu debu keburukan dan meninggalkan kebersihan serta kenyamanan bagi semua

Dokpri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline