Lihat ke Halaman Asli

Any Reputrawati

Seorang psikolog klinis yang menyukai perjalanan melintasi alam

Kala Keasyikan Membuat Ketagihan

Diperbarui: 21 Juli 2021   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : dokumen pribadi

Suatu hari rekan kerja di kantor, seorang ibu, mengeluhkan anak perempuannya, 13 tahun,  sudah 3 hari terakhir tidak bisa tidur, sering melamun, cemas, ekspresi wajahnya berkerut seperti sedang berpikir keras, dan nafsu makan berkurang serta sering sekali badan bergerak gerak sendiri seperti mengikuti gerakan TikTok. 

Badan bergerak mengikuti TikTok ini telah berlangsung sekitar dua bulan, disebabkan karena merasa di kepalanya selalu terngiang mendengar suara music TikTok dan rasanya badan selalu ingin mengikuti. Sedangkan kecemasannya mulai muncul ketika beberapa kali berbagai info tentang ukuran dan ciri-ciri orang sukses, juga bagaimana cara menjadi orang sukses di TikTok.

Serunya TikTokan

Tik Tok adalah sebuah aplikasi jejaring social berisi tentang video berdurasi 15 detik dimana saat ini sedang hits, bisa berisi nyanyian, tarian, informasi yang bisa memancing kreativitas penggunanya. 

Kreativitas para pengguna TikTok ini bisa dilihat dari isi konten yang sangat beragam bahkan bisa menginspirasi, editing video yang kreatif, music dan gerak tari yang indah hingga aksi-aksi ekstrim yang membangkitkan adrenalin.

Aplikasi Tik Tok yang diluncurkan sekitar tahun 2017 ini menjadi mudah menyebar dan sangat populer karena aplikasi ini mudah digunakan oleh siapa saja. Pada awalnya aplikasi ini diperuntukan untuk anak remaja mulai usia 13 tahun, namun karena sangat mudah digunakan bahkan anak-anak usia dini juga banyak menggunakan aplikasi ini. 

Di aplikasi ini orang bisa menirukan berbagai gerakan tari yang lucu dan menyenangkan sambil merkam dan kemudian mengunggahnya di aplikasi tersebut. Aktivitas ini membuat keseruan dan keasyikan tersendiri bagi para penggunanya. Apalagi ketika rekaman TikTok ini juga bisa diunggah diberbagai platform media social yang kemudian bisa mengundang banyak penonton dan komentar.

Akhir tahun 2019 mulai muncul virus corona yang kemudian menyebar di seluruh dunia.  Tahun 2020 yang memaksa negara-negara melakukan pembatasan-pembatasan aktivitas, terutama aktivitas di luar rumah yang memungkinkan berkumpulnya banyak orang. 

Di Indonesia sendiri pembatasan aktivitas dengan memberlakukan aturan bekerja dari rumah (work from home) dan juga sekolah daring dari rumah (school from home). 

Banyak aktivitas yang tadinya dilakukan di kantor atau di sekolah semua dilakukan di rumah. Pada awalnya hal ini menyenangkan, namun karena berlagusng lama akhirnya membuat banyak orang menjadi bosan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline