Lihat ke Halaman Asli

Salahkah Mengkritik Seorang Pemimpin?

Diperbarui: 8 Maret 2018   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

penulis pro net

Memasuki masa-masa panas yaitu masa-masa mendekati pemilihan pemimpin daerah dimana partai politik yang ada secara terang-terangan menyerang kubu partai politik lawannya atau secara masive melakukan perlawanan secara halus. Dunia politik adalah dunia intrik, penuh strategi dan banyak hal palsu yang orang awam atau rakyat tidak mengetahui secara pasti apa yang sedang mereka saksikan.

Seorang anggota partai politik yang satu mengkritik habis-habisan lawan politik di layar televisi tapi apakah kamu tau setelah dibalik layar mereka berjabatan tangan seperti tidak ada yang terjadi di layar televisi. Dengan memborbardir berita-berita ataupun informasi yang ditayangkan di layar kaca tanpa mengetahui kebenarannya dahulu apa berita yang disajikan itu layak dikonsumsi lagi-lagi orang awam yang akan segera dicuci otaknya menjadi salah satu pendukung paslon tertentu. 

Sesuai judul diatas pemimpin yang dimaksudkan adalah pemimpin dimana saja bukan dalam konteks hanya seorang pemimpin negara ataupun pemimpin suatu daerah tertentu tetapi bisa juga dalam ranah yang paling kecil seperti pemimpin keluarga apalagi sekarang banyak sekali orang yang menyebarkan hal-hal yang kurang penting sih seperti pelakor lah hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam suatu keluarga belum berjalan dengan semestinya. Tanggung jawab sebagai kepala keluarga belum dijalankan dengan baik. Sebagai seorang istri atau anak  bolehkah mengkritik seorang kepala keluarga karena mereka menjadi pemimpin dalam keluarga? Sah-sah saja menurut saya, apalagi kalo dalam hidup berkeluarga terbiasa dengan keterbukaan pasti kritikan akan menjadi hal yang dapat dijadikan renungan untuk lebih baik. 

Benang merahnya seorang pemimpin yang terbiasa dengan keterbukaan apabila di kritik itu adalah seorang pemimpin yang baik. Mengkritik tidak selalu menjatuhkan, jangan dikritik lalu seorang pemimpin malah menyalahkan orang lain sebagai penyebab kesalahannya atau membiasakan menjadi pemimpin yang otoriter sampai-sampai untuk menyampaikan saran membangun saja harus dengan cara anarkis. Atau karena rasa takut kepada pemimpin maka harus heboh dulu menyampaikan kritik dengan media sosial. Pilih seorang pemimpin yang menyukai keterbukaan.

Selamat memilih pemimpin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline