Lihat ke Halaman Asli

Minimnya Minat Literasi: Hama Tersembunyi bagi Kehidupan Sosial

Diperbarui: 11 Desember 2024   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegiatan literasi tidak bisa dipisahkan dalam berbagai lini kehidupan. Literasi adalah istilah yang lebih luas dari kemampuan membaca dan menulis. Menurut UNESCO "The united Nations Educational, Scientific and Cultural Organization", Literasi ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis, yang terlepas dari konteks di mana keterampilan itu diperoleh, dari siapa, serta cara memperolehnya.

UNESCO menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua terendah dalam peringkat literasi diseluruh dunia yang menandakan sangat rendahnya minat baca masyarakat. Berdasarkan data dari UNESCO, angka minat baca masyarakat di Indonesia sangat memprihatinan, yaitu 0,001 persen saja. Artinya, dari 1000 % populasi orang Indonesia, hanya 1 orang yang memiliki hobi di kegiatan membaca. Di dalam riset yang berbeda mengenai World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State University pada tahun 2016 yang berakhir dengan Indonesia menempati urutan ke 60 dari 61 negara dalam hal pola membaca, persis di bawah Thailand (59). dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Namun, survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 melaporkan bahwa hanya sekitar 10% populasi Indonesia yang secara aktif membaca buku. Angka ini menunjukkan minat baca yang rendah di kalangan masyarakat. Ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya minat literasi ini. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Dukungan yang kurang dari keluarga.

Keluarga adalah faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Seperti yang dinyatakan oleh Beni Ahmad Saebani dalam Ilmu Sosial Dasar (Bandung, Pustaka Setia, 2023:17), Keluarga memiliki fungsi edukatif yang terdiri dari bimbingan umum yang diberikan sesuai dengan hukum. Dan salah satu cara untuk menjalankan fungsi edukatif ini adalah dengan membangun minat literasi yang positif. Anak-anak cenderung jarang membaca kecuali orang tua mereka yang aktif membaca dan berbicara dengan mereka tentang cerita. Namun, inilah yang terjadi di banyak keluarga saat ini, mereka tidak membaca.

2. Dampak dari gadget dan televisi.

Seiring berjalannya waktu, dapat disimpulkan bahwa anak-anak zaman sekarang tak terpisahkan dari gadget dan televisi. Satu-satunya masalah adalah karena kemudahan akses ke platform media, tingkat literasi cenderung lebih rendah. Penggunaan telepon yang berlebihan mengganggu waktu yang dirancang untuk membaca.

3Lingkungan yang tidak mendukung

Kehadiran atau ketidak adaan lingkungan yang mendukung sangat berpengaruh terhadap tingkat literasi individu. Di daerah yang minim akses terhadap buku dan bahan bacaan, minat masyarakat cenderung rendah. Selain itu lingkungan yang tidak mendukung kegiatan literasi seperti tidak adanya perpustakaan juga menjadi hambatan besar.

4. Kurangnya gerakan literasi sekolah

Dalam dunia pendidikan, masih kurangnya gerakan literasi di sekolah. Hal ini disebabkan terdapat beberapa kendala baik eksternal ataupun internal. Kendala-Kendala internal seperti sarana prasarana yang kurang memadai, juga minimnya kualitas pendidikan. Selain itu ada kondisi eksternal seperti daya dukung masyarakat rendah, dan kurangnya keterlibatan keluarga dalam proses pendidikan membaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline