Lihat ke Halaman Asli

Anum Nuryani

Tenaga Pendidik

Belajar Manajemen Keuangan dan BEP melalui PkM bersama Tani Milenial IPC

Diperbarui: 9 November 2022   02:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Tim pengabdi dan Pemuda Tani Mileniaal (Dokumen Pribadi)

Pandemi Covid-19 memberikan dampak di berbagai sektor. Salah satu dampak yang dirasakan masyarakat  khususnya karyawan yakni terpaksa dirumahkan atau di PHK karena perusahaan tidak mampu beroperasional seperti biasa. Hal ini tentunya menyebabkan bertambahnya angka pengangguran. Seperti halnya yang dirasakan oleh pemuda Calingcing  yang terpaksa harus kehilangan pekerjaannya.

Meningkatnya pengangguran di Kampung Calingcing membuat Bapak Tarjo (Remik) yang merupakan Ketua Ikatan Pemuda Calingcing  (IPC) merasa prihatin. Beliau ingin mengatasi permasalahan pengangguran tersebut. Berdasarkan pengamatan beliau sektor pertanian memiliki ketahanan yang kuat dalam menghadapi pandemi covid-19. Beliau berupaya mengajak para pemuda khususnya yang mengalami PHK agar mau bertani. Dengan bertani bisa membantu memenuhi kebutuhan pokok. Selain sayurannya bisa dikonsumsi sendiri, juga bisa dijual. Sehingga dibentuklah divisi pertanian "Tani Milenial".

Para pemuda milenial yang bertani (tani milenial) dalam pelaksanaannya menggarap lahan ini masih mengalami kendala. Meskipun lahan sudah digarap dan sudah bisa memanen sayuran seperti kacang panjang, terong dan lainnya, namun hasil panennya belum optimal. Hal ini dikarenakan kurang optimalnya proses pemupukan dan pemanfaatan plastik mulsa dalam melindungi tanaman  dari hama.

Permasalahan pupuk dan plastik mulsa merupakan salah satu masalah yang dihadapi karena ketidaktersediaannya dana. Para Petani milenial hanya mengandalkan dana dari swadaya. Akibat kekurangan dana tersebut, proses penyuburan tanah hanya menggunakan pupuk organik berupa kotoran kambing dan kerbau. Penggunaan pupuk organik ini, ternyata membuat hasil panennya lebih sedikit dan kualitasnya lebih rendah  dibandingkan penggunaan pupuk kimiawi.

Kami selaku dosen dari Universitas Pamulang sebagai tim pengabdian pada masyarakat (PkM) yang terdiri dari Bapak Aris, Ibu Tati, Ibu Anum, Ibu Meta, Ibu Fina dan Ibu Yolan merasa terdorong untuk membantu pemuda tani milenial IPC dalam mengelola pertaniannya. Berkaitan dengan bidang keilmuan, kami memberikan edukasi agar para pemuda tani milenial IPC bisa mengimplementasikan manajemen keuangan dalam pengelolaan pertaniannya serta bisa menghitung BEP guna mendapatkan dana tambahan dari hasil penjualan produksi pertaniannya, sehingga bisa mengembangkan pertaniannya.

Acara pengabdian ini dilakukan dari 06 November 2022 monitoring pada tanggal 13 November 2022 nanti di kediaman Ketua IPC. Kami bangga kepada para pemuda milenial yang mau mengembangkan pertanian dalam upaya ketahanan ekonomi. Selama pelaksanaan mereka antusias, menyimak dan melakukan tanya jawab.

Harapan kami  melalui sharing pengetahuan yang tim bagikan bisa menjadi bekal dalam mengelola pertanian agar lebih berkembang ke depannya, mampu mengelola dan yang ada serta mencari sumber pendanaan. Selain itu, kami berharap agar Tani Milenial bisa terus berkembang dan mendapatkan dukungan dari yang lain, khususnya pemerintah.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada ketua Yayasan Bapak Drs Hc. H. Darsono yang selalu memberikan motivasi dan menjadi tauladan, kepada Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat selaku Dekan, Kepada Ibu Effriyanti selaku Kaprodi dan tidak lupa untuk para pejabat setempat, kepada Ketua IPC dan para peserta sehingga kegiatan ini bisa berjalan lancar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline