Lihat ke Halaman Asli

[Warning] Efek Samping Pemilu

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Judi, judi, judi. Sebuah perbuatan buruk yang penuh tipu muslihat dan merugikan banyak pihak. Perjudian menjadi kisah klasik dalam kehidupan manusia. Bahkan hal ini dipaparkan dalam epos besar Mahabharata. Ya benar, dalam sebuah peristiwa di mana Pandawa adu dadu dengan Kurawa. Dan hasilnya adalah kalah telak. Pandawa dipeloroti habis-habisan. Kurawa bersorak gembira saat berhasil mengalahkan Pandawa dalam adu dadu. Pandawa kehilangan semua yang dimilikinya. Kekayaan, negara, dan bahkan istri pun telah dipertaruhkan. Kalah. Dan hilang semuanya.

Ludesnya harta dalam sebuah pertaruhan tercermin dalam kondisi pemilu kali ini. Banyak kisah duka para caleg yang gagal meraih impiannya. Meski telah mempertaruhkan uang dalam jumlah banyak. Di antara mereka ada yang dirawat di rumah sakit jiwa. Dan yang paling mengenaskan adalah ada yang nekat mencoba bunuh diri. Dan untuk si pemenang, mereka stress karena bingung mencari cara untuk mengembalikan modal yang telah mereka pertaruhkan.

Kalah dan menang dalam suatu pertandingan adalah hal biasa. Kecuali dalam pemilu. Hal luar biasa terjadi berbanding lurus dengan banyaknya uang yang dipertaruhkan para caleg di pemilu. Semakin banyak uang yang dipertaruhkan, semakin besar pula dampak yang terjadi (menang atau kalah). Dengan demikian, siapa pun yang kalah dan menang dalam pemilu layak diwaspadai. Anda maju dan kalah. Dan siap-siap mengalami kegilaan karena kehilangan uang dalam jumlah luar biasa besar. Anda maju dan menang. Dan siap-siap stress memikirkan cara untuk mengganti modal yang habis. Hal inilah yang dikhawatirkan bakal menjadi korupsi besar-besaran. Korupsi dalam rangka mengembalikan modal yang ludes.

Hal ini seperti sebuah lingkaran setan. Kalah jadi arang menang jadi abu. Semua menderita kerugian. Dan sulit dihindari kecuali bagi mereka yang memiliki iman yang kuat. Dan tentu saja kantong yang tebal. Bagi yang imannya lemah dan kantongnya tipis, siap-siaplah untuk sayonara.

Hidup di bui menyiksa diri. Kadang saya heran dengan para caleg. Saat pemilu mereka berjuang habis-habisan. Dan saat mereka telah duduk di DPR, tiba-tiba mereka masuk penjara karena korupsi. Lalu untuk apa perjuangan berat mereka jika pada akhirnya masuk bui jua. Ini aneh dan mengenaskan.

Rasanya berat untuk mengatakan bahwa demokrasi negeri ini diwarnai pertaruhan. Dan itulah kenyataannya. Pertaruhan besar-besaran yang dilakukan oleh setiap pemain. Pertaruhan besar-besaran yang menjadi sebuah rahasia umum. Oleh karena itu, bagaimana jika kita memberi sebuah label kepada pemilu. Label yang bertuliskan, “Perhatian, pemilu dapat menyebabkan gangguan jiwa, percobaan bunuh diri, dan stress berkepanjangan. Resiko ditanggung caleg.”

Anwar Santoso

Blog

Facebook

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline