Lihat ke Halaman Asli

PMII Komisariat Bela Negara UPN “Veteran” Jawa Timur Adakan Kegiatan Tadabur Alam di Malang

Diperbarui: 14 Januari 2016   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tadabur Alam PMII Komisariat Bela Negara UPN "Veteran" Jawa Timur"][/caption]

Aktivis mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur yang tergabung dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengadakan acara tadabur alam, tepatnya di Pantai Gatra, Kabupaten Malang. Acara tersebut dilakukan karena dirasa perlu oleh jajaran pengurus PMII Komisariat Bela Negara untuk mempererat rasa kebersamaan antar anggota-anggotanya terutama angkatan 2015.

“Kegiatan tadabur alam ini kami sebut juga sebagai malam keakraban yang tujuan awalnya memang untuk mempererat hubungan antar anggota dan kader PMII. Sekaligus melepas penat sejenak dari padatnya aktivitas di Surabaya. Jadi nantinya kader PMII tidak hanya membaca, menulis, dan diskusi, tapi juga mengamalkan rumusan nilai dasar pergerakan PMII yang salah satunya adalah hubungan manusia dengan alam.” Kata koordinator acara,  sahabat Riski Halim, saat Technical Meeting di Sekretariat PMII Komisariat Bela Negara, Surabaya, Kamis (7/1/2016).

Rombongan tadabur alam diberangkatkan mulai pukul 1 siang, hari Jum’at (8/1/2016). Setelah perjalanan sekitar 7 jam akhirnya rombongan sampai di tempat tujuan. Usai mendirikan tenda dan membereskan perlengkapan, pengurus memulai kegiatan tadabur alam dengan acara diskusi dan sharing bersama perihal PMII Komisariat Bela Negara. “Acara diskusi malam ini  menjadi momen bagi sahabat/i untuk mengutarakan uneg-unegnya perihal PMII. Baik itu mengenai kritik, saran, atau apapun saya harapkan nanti bisa diungkapkan disini.” Ujar sahabat Riski Halim, saat acara malam keakraban di Pantai Gatra, Malang, Jum’at (8/1/2016).

Usai koordinator acara membuka malam keakraban, sahabat Charles Wahyu Irawan, selaku ketua I pengurus komisariat mengungkapkan bahwasannya sebuah organisasi pergerakan seperti PMII harus ada yang namanya teko yang berisi air, gelas kosong yang siap untuk diisi air, dan orang yang kehausan. “Dan saya disini sebagai ketua I beserta jajaran pengurus lain ini siap menjadi teko yang mengisi air pada gelas kosong, ataupun menjadi gelas kosong (wadah) yang siap untuk diisi air, dan kalian inilah orang-orang yang kehausan tersebut. Orang yang kehausan tersebut tidak akan bisa minum air jika tak ada teko yang berisi air, ataupun wadah untuk diisi air. Artinya apa? Ketika orang ingin menimba ilmu maka harus ada orang yang siap memberi ilmu, juga ada wadah sebagai sarana transfer ilmu tersebut, dan juga harus ada orang yang siap menerima ilmu tersebut.” Ungkapnya menggebu.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing perihal PMII Komisariat Bela Negara. Ungkapan pertama dimulai sahabat Rizal Maula, mahasiswa Fakultas Hukum. “Kalau saya boleh usul, setiap ada kegiatan apapun di-PMII saya ingin lagu-lagu tentang PMII ini didengungkan. Mengingat banyak anggota dan kader PMII yang belum bisa memaknai PMII yang sesungguhnya, ini saya harap materi-materi tentang PMII mulai dari tujuan dan sebagainya bisa diulas kembali disela-sela kegiatan apapun.” Usulnya dengan bersemangat.

Kemudian pernyataan lain dari sahabat M. Ifan Hadiansyah, mahasiswa STIESIA yang tercatat sebagai anggota PMII UPN mengutarakan tentang kedisiplinan dan tanggung jawab. “Yang ingin saya sampaikan disini adalah perihal kedisiplinan dan tanggung jawab. Baik itu dari pengurus ataupun anggota dan kader PMII saya harapkan bisa menyadari akan pentingnya nilai kedisiplinan dan tanggung jawab. Dan hal lain yang ingin saya ungkapkan adalah tentang perjuangan saya untuk membangun PMII di STIESIA. Setelah berjuang sekian lama, akhirnya saya berusaha realistis saja dan berusaha  mengabdikan diri saya untuk berproses di PMII UPN. Dan saya mohon pada jajaran pengurus untuk nantinya merestui saya sebagai alumni PMII UPN meskipun saya bukan mahasiswa UPN.” Ujarnya.

Statement selanjutnya diungkapkan oleh sahabati Leni Dwi Safitri, mahasiswi jurusan manajemen angkatan 2015 ini menilai KOPRI (Korps PMII Putri) sebagai lembaga keputrian di-PMII masih  perlu banyak pembenahan. “Terutama dalam pengadaan acara yang terkesan tergesa-gesa. Saya harapkan nantinya dari KOPRI sendiri punya program kerja yang jelas, tersusun dengan rapi dan tidak terkesan mendadak seperti acara-acara sebelumnya.” Ungkap aktivis kelahiran Ponorogo itu.

Menyusul pernyataan dari sahabati Leni Dwi Safitri, sahabat Habi Adi Irawan yang juga mahasiswa manajemen mengatakan bahwa kebersihan sekretariat PMII itu adalah hal yang utama. Menurutnya, banyak anggota dan kader PMII yang malas ke sekretariat karena kebersihan di sekretariat kurang dijaga. “Harus ada kesadaran untuk tiap anggota, kader, dan pengurus PMII.” Kata aktivis asal Kebumen tersebut.

Berbeda dari beberapa pernyataan sebelumnya, pernyataan dari sahabat Anwar Sholikhin lebih mengungkapkan perasaannya terhadap PMII. Bahwasannya ia sempat dijauhi, dilawan, juga dikucilkan oleh beberapa mahasiswa lain gara-gara PMII. “Tapi berkat proses di-PMII pulalah membuat saya berpotensi melampaui batas dari kemampuan saya saat ini.” Ungkapnya. “Pesan saya juga untuk semua anggota, kader, dan pengurus PMII Bela Negara. Bahwasannya kita ini harus memulai perubahan dari diri kita sendiri. Baik itu soal kedisiplinan, tanggung jawab, dan sebagainya. Jadilah sosok yang Uswatun Khasanah, menjadi panutan dan contoh yang baik bagi orang lain.” Lanjut mahasiswa Fakultas Pertanian ini.

Pernyataan dari aktivis asal Lamongan tersebut langsung disambut oleh sahabat Charles, “Jangankan kamu, saya dulu itu juga pernah diasingkan. Soe Hok Gie pernah bilang: ‘Lebih baik diasingkan daripada menyerah dalam kemunafikan!’ dan prinsip itulah yang masih saya anut sampai saat ini. Dan pada akhirnya orang-orang yang sempat mengasingkan saya tersebut ini banyak yang kembali pada saya, minta tolong inilah itulah, dan tetap.. Saya dengan besar hati memberi bantuan pada mereka. Dan saya harap ketika orang yang menjauhimu nanti butuh pertolonganmu, saya minta terima mereka dengan besar hati. Bantulah mereka tanpa ada rasa dendam sedikitpun” Pesannya dengan nada berapi-api.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline