Lihat ke Halaman Asli

Behel, antara Medis dan Modis

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Satu lagi penyakit latah melanda masyarakat kita. Namanya Behel (bracket atau kawat gigi), yang belakangan ini ngetren di kalangan anak muda, khususnya perempuan. Meski tak jarang kaum pria juga memakainya.

Pada awal nya,  behel diperkenalkan di dunia medis bertujuan untuk merapikan gigi yang tidak rata, tongos atau gingsul yang tak beraturan. Kini, sejalan dengan perkembangan jaman, behel berubah fungsi menjadi mode atau fesyen. Apalagi kini behel dihias dengan karet warna-warni. Ini jadi daya tarik tersendiri bagi (calon) pemakainya.

Tak ayal, mereka yang semula giginya sudah rapi, akhirnya ikut-ikutan (jadi latah) pasang behel. Biar tak dikatakan ketinggalan jaman lalu ikut arus, yang disebut mode.

Tapi tahu kah anda, jika pemasangan behel ini tidak menggunakan standar medis, bisa mendatangkan bencana bagi si pemakai. Maklum, behel atau kawat gigi ini adalah benda asing yang ditanam diantara gigi. Terbuat dari logam dan plastik kualitas tinggi dengan harga jutaan rupiah. Belakangan malah berkembang behel dengan harga terjangkau dan bentuknya sangat menarik. Celakanya lagi yang memasang hanya seorang tukang gigi (bukan orthodontic). Karena harga nya yang murah, tentu saja kualitas barang nya perlu dipertanyakan. Behel jenis ini mudah berkarat dan sangat berbahaya bagi kesehatan. Karena kawat berkarat ini sama saja dengan memasukkan racun kedalam mulut, biasa disebut intoksikasi.

Pemasangan kawat gigi yang tak standar medis, hanya akan mengubah posisi gigi. Gigi jadi goyang dan bisa menimbulkan iritasi, tempat deposit kuman. Kuman akan berkumpul dan berkembang bersama makanan. Yang terjadi kemudian, sakit meradang (karena gigi goyang), gusi merah dan berdarah. Dan itulah awal bencana.

Jadi, bagi mereka yang ingin pasang behel, hendaknya berfikir seribu kali deh. Mau ikut arus mode tapi sakit, atau pilih sehat.

Ada ilustrasi menarik tentang behel ini. Ketika nonton tayangan Comedy Project Trans TV, dan pas adegan lucu-lucunya..... kamera pun mengarah ke audien, apa yang terlihat? Ada tiga cewek (ABG) di deretan bangku paling depan (mereka semua bersebelahan) ketawa ngakak, mulut dibuka lebar-lebar. Yang terlihat adalah, mereka semua berbehel ! rupa-rupa warnanya...... Lucu dan geli ngelihatnya, dibanding lawakan itu sendiri. Apakah ini satu paket dengan skenario lawakan, entahlah.

Jangan minder punya gigi tak rapi dan 'tutik', methu titik (bhs Jawa; nongol sedikit). Syukuri saja, bisa jadi itu berkah. Lihatlah Bang Mali, Benjo (teamlo), atau Omas. Gigi mereka adalah aset yang mendatangkan rejeki.

Bagaimana pun juga, gigi Omas terlihat seksi, berkarakter, natural dan wajar ketimbang nereka yang berbehel (karena latah) sekedar mengikuti tren mode. Bravo Omas ting ting eh, tong tong...!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline