Lihat ke Halaman Asli

Memahami Program sampai Evaluasi TJSB

Diperbarui: 20 Desember 2024   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Memahami TJSB: Dari Program hingga Evaluasi Dampak

Tanggung Jawab Sosial dan Bisnis (TJSB) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi perusahaan modern. Melalui pengamatan selama satu dekade terakhir, saya menyaksikan bagaimana TJSB bertransformasi dari sekadar program amal menjadi strategi bisnis yang komprehensif.


Program TJSB untuk masyarakat sekitar kini hadir dalam beragam bentuk yang inovatif. Di sebuah desa di Jawa Timur, saya menyaksikan langsung bagaimana petani kedelai hitam menjalani metamorfosis berkat program pemberdayaan dari sebuah perusahaan consumer goods terkemuka. "Dulu kami bingung mau jual ke mana, sekarang sudah ada yang siap beli dengan harga bagus," ujar Pak Karno, salah satu petani yang saya temui.


Aspek finansial TJSB selalu menjadi topik menarik untuk didiskusikan. Berdasarkan penelitian terbaru, perusahaan yang konsisten menjalankan program TJSB mencatat Return on Investment (ROI) lebih tinggi dibanding kompetitor mereka. Namun, perlu diingat bahwa hasil ini baru terlihat setelah 2-3 tahun implementasi. Seperti menanam pohon, TJSB membutuhkan kesabaran dan perawatan konsisten.


Mengukur keberhasilan TJSB bukanlah perkara sederhana. Diperlukan indikator yang komprehensif, mulai dari aspek ekonomi hingga tata kelola. Saya teringat percakapan dengan seorang direktur TJSB bank nasional yang mengatakan, "Kami tidak hanya menghitung jumlah penerima bantuan, tapi juga mengukur seberapa mandiri mereka setelah program selesai."


Tantangan dalam implementasi TJSB datang dari berbagai arah. Keterbatasan dana sering menjadi kendala utama, terutama bagi UMKM. Namun, pengalaman menunjukkan bahwa kreativitas dalam mengelola sumber daya lebih penting daripada besarnya anggaran. Seperti yang saya saksikan di sebuah program pemberdayaan di Sulawesi, dengan dana terbatas tapi kolaborasi yang baik dengan pemerintah daerah, program tersebut berhasil menciptakan dampak signifikan.


Evaluasi menjadi kunci perbaikan program TJSB. Melalui proses evaluasi yang terstruktur, perusahaan dapat mengidentifikasi area perbaikan dan menyusun strategi yang lebih efektif. "Evaluasi bukan untuk mencari kesalahan, tapi untuk menemukan cara lebih baik dalam memberikan manfaat," demikian kutipan dari seorang praktisi TJSB yang saya temui dalam sebuah konferensi.


Menutup artikel ini, saya ingin menekankan bahwa TJSB bukanlah beban tambahan bagi perusahaan. Sebaliknya, ini adalah investasi jangka panjang yang memberi manfaat bagi semua pihak. Seperti kata pepatah kuno, "Berbagi tidak akan membuat kita miskin." Mari bersama-sama mendukung dan mengembangkan program TJSB untuk Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline