Lihat ke Halaman Asli

Anwar Hakim

penyuka kuliner pedas

Pelajaran dari Kasus Mutilasi di Ciamis dan Penusukan Anak di Bekasi (Mengingatkan Pentingnya Menjaga Kewarasan Pasangan dalam Hidup Rumah Tangga)

Diperbarui: 9 Mei 2024   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dua minggu terahir masyarakat dihebohkan dengan beberapa berita yang sangat menyayat hati, seorang suami yang tega membunuh istrinya lalu kemudian memotong-motong tubuhnya dan menjajakan ketetangga sekelilingya. Tarsum (41) membunuh dan memutilasi istrinya Yanti (40). Aksi pembunuhan itu terjadi di Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jumat (3/5/2024).  Dugaan sementara motif  pelaku  sebagaimana diceritakan oleh Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Joko Prihatin mengatakan pihaknya telah memeriksa 7 saksi yang terdiri dari keluarga hingga petugas puskesmas. Berdasarkan keterangan anak korban, pelaku memiliki utang ke bank dan perorangan dalam jumlah besar.
 
"Pelaku mempunyai utang ke perorangan maupun ke bank Rp 100 juta lebih. Yang punya utang itu pelaku dan keluarganya," beber AKP Joko Depresi karena himpitan ekonomi dan tekanan tanggung jawab terhadap keluarga anak dan istrinya menjadi alasan TSM tega melakukan pembunuhan terhadap istrinya. Ia mengungkapkan, pelaku awalnya punya usaha jual beli domba. Tetapi, usaha itu bangkrut dan menyisakan utang. Pelaku pun meminjam uang ratusan juta untuk menutupi utang usahanya. Masalah utang ini diduga menjadi latar belakang pelaku membunuh korban.
 
Sementara itu, ramai dibicarakan di media sosial bahwa utang tersebut berasal dari anak korban yang bermain judi online. Kendati begitu, polisi belum bisa membenarkan atau menyangkal informasi tersebut karena masih dalam proses penyelidikan.
 
"Yang jelas, terhimpit tekanan ekonomi  (medcom.id) 

sementara itu dimedia masa juga beredar berita tentang pembunuhan seorang anak berusia 5 tahun oleh ibu kandungnya di Bekasi. Polres Metro Bekasi Kota menangkap wanita berinisial SNF (26), yang diduga membunuh anaknya sendiri di Bekasi Utara, Kota Bekasi. Polisi mengungkap kronologi pembunuhan itu hingga penemuan mayat korban, yang masih berusia 5 tahun, dengan 20 luka tusukan di tubuhnya. adapun motif pelaku didasarkan pada bisikan gaib yang diterima oleh pelaku sebelum melakukan penusukan terhadap anaknya yang berusia 5 tahun tersebut (Kronologi Ibu Bunuh Anak Sendiri dengan 20 Tusukan di Bekasi. berdasarkan hasil penyelidikan sementara diduga pelaku mengidap skizofrenia (detik.com))

Sedangakan Skizofrenia itu sendiri adalah  adalah penyakit gangguan otak yang menyerang penderitanya dalam hal berpikir, merasakan, dan mempersepsikan lingkungan di sekitarnya. Sedangkan skizofrenia paranoid adalah gangguan psikotik dimana penderitanya cenderung memiliki waham dan halusinasi. 

Penyebab Skizofrenia paranoid sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Para ahli menduga bahwa kelainan saraf dan transmisi saraf pada otak serta gangguan sistem imun dapat menyebabkan skizofrenia. Namun, skizofrenia juga dapat dipicu oleh faktor-faktor berikut ini: Genetik, Infeksi virus saat masa kandungan, Trauma fisik ataupun psikis di usia muda, Kekurangan oksigen saat proses persalinan.

''Pelajaran dari kasus diatas''

Kita tidak sedang membenarkan perbuatan yang dilakukan karena itu merupakan sebuah kejahatan pidana yang diatur hukumanya dalam Undang-undang, dan sekiranya perbuatan tersebut memenuhi unsur pidana maka pelakunya layak mendapatkan hukuman yang seadil-adilnya. namun melhat latar belakang sebelum terjadinya peristiwa kejam yang dilakukan oleh TSM, dan juga SNF maka patut diambil sebuah pelajaran akan pentingnya menjaga kewarasan baik laki-laki dalam kedudukanya sebagai suami dan perempuan dalam kedudukan sebagai istri.

seorang suami apalagi dalam himpitan ekonomi dan beban tanggung jawab yang berat sebagai kepala keluarga akan mudah sekali tertekan fisik dan psikisnya, dan ini akan mempengaruhi mental bagi kepala keluarga itu sendiri. begitupun demikian perempuan yang dalam hal kedudukan sebagai ibu rumah tangga yang dibebankan tanggung jawab mmengurus anak, maka akan mudah sekali terserang enyakit depresi, stres dan lain sebagainya. maka sangat perlu pasangan suami istri itu menjaga kewarasan dalam kehidupan berumah tangga. lelaki sebagai seorang kepala keluarga yang terbebani oleh tanggung jawab tentu membutuhkan dukungan dari pasanganya, terutama saat tertekan masalah ekonomi. ditengah tekanan ekonomi yang sulit, usaha yang bangkrut, kemudian hutang yang juga melilit maka pasanganlah yang seharunya menjadi penenang dan memberikan dukungan moral dan spiritual, sebagai penguat mental suami agar tidak depresi. 

jika pasangan mampu berperan memberikan ketenangan dan dukungan serta tidak menuntut terlalu berlebihan terkait nafkah yang diberikan saat suami dalam kondisi sulit maka bisa jadi obat stres, depresi bagi suami, sehingga kejadian yang kemudian mengambill jalan pintas sebagai bentuk pelarian  dan pelarian elarian itu bisa berupa pembunuhan, atau menyakiti diri sendiri atau orang disekitarnya akibat dari rasa tertekan yang tinggi tidak akan terjadi.  Maka dalam hal ini kepekaan pasangan sangatlah dibutuhkan untuk menjaga kewarasan pasanganya. 

begitupun perempua sebagai istri yang terbebani anak yang harus ia urus setiap hari maka tidak kalah tertetakanya pekerjaan tersebut bila hanya dibebankan pada istri saja, oleh karena itu peran suami sebagai penyeimbang dan pengayom istri yang diharapkan dapat meberikan ketenangan haruslah diperhatikan. mengurus anak bukan perakara mudah untuk dilakukan sendiri, mengurus anak adalah perkara yang membutuhkan kesabaran dan dukungan dari pasangan sehingga perempuan tidak merasa tertekan akan hal itu, bila   ada peran suami didalamnya. terlebih lagi perempuan yang sudah mengandung, melahirkan dan segala tanggung jawabnya sebagai perempuan yang lainya maka akan sangat rentan terkena penyakit mental. beitupun yang dialami oleh perempuan muda yang menusuk-nusuk anaknya hingga tewas, dinidikasikan mengidap penyakit  Skizofrenia itu sendiri yang merupakan penyakit yang menyerang kejiwaan atay mental. Dengan melihat beberapa penyebab nya  skizofrenia juga dapat dipicu oleh faktor-faktor berikut ini: Genetik, Infeksi virus saat masa kandungan, Trauma fisik ataupun psikis di usia muda, Kekurangan oksigen saat proses persalinan, maka dalam hal ini kepekaan pasangan sangatlah dibutuhkan untuk menjaga kewarasan pasanganya.

disamping itu tentu faktor lain yang dapat menjaga kewarasan mental pasangan dalam rumah tangga tentu dengan senantiasa mendekatkan diri pada yang maha kuasa ditengah berabagai persoalan hidup dengan memperbanyak ibadah dan meminta pertolongan dari yang maha kuasa agar diberikan jalan keluar dari setiap persoalan hidup. Kita tentu tidak berharap kasus-kasus yang menyakiti orang terdekat yang bahkan sampai mennghilangkan nyawa orang terkasih tidak terjadi lagi oleh karenanya kepekaan terhadap pasangan dan pengertian terhadap pasangan haruslah dilakukan dan ditingkatkan. kita jadikan dua kasus yang menggemparkann itu sebagai pelajaran yang berharga bagi kehidupan kita agar lebih peka, lebih bisa megerti pasangan kita dan supaya kewarasan dalam hidup berumah tangga tetapp terjaga.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline