Lihat ke Halaman Asli

Sahab Anwar

Kalau mau menunggu sampai siap, kita akan menghabiskan sisa hidup kita hanya untuk menunggu.

Hubungan Dakwah dan Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi

Diperbarui: 14 Juni 2021   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengetahui Hubungan Dakwah dan Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi (unsplash/inaki del olmo)

Hubungan Dakwah dan Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi
            Untuk memahami dan menjelaskan hubungan antara fenomena dakwah dan masyarakat dalam perspektif sosiologi perlu dikemukakan tiga teori besar sosiologi, yakni structural fungsional, interaksionisme simbolik, dan teoripertukaran ketiga teorimasing-masing memiliki tiga paradigm yang snagat popular, seperti dikemukakan George Ritzer. 

Ketiga teori itu adalah teori fungsionalisme yang berada dalam paradigm fakta sosial. Teori interaksionisme simbolik yang berada dalam paradigma definisi sosial dan teori pertukaran sosial dalam paradigm perilaku sosial.

A.    Perspektif Fungsionalisme structural
                       Teori fungsionalisme structural adalah suatu teori sosiologi yang terhimpun dalam paradigma fakta sosial. Tokoh utama paradigma fakta sosial adalah Emile Durkhelm dua karya terkenalnya adalah The Rules of Sosiological Method(1895) dan Suicide(1897) yang merupakan model dari paradigm ini.

Baca juga : Implementasi Sosiologi Lingkungan pada Bulkstore

      Fakta sosial itu terdiri dari struktur sosial dan pranata -- pranata sosial. Struktur sosial menggambarkan jaringan hubungan sosial dimana interaksi sosial berproses dan menjadi terorganisasi. Sementara itunorma -- norma sosial serta pola -- pola nilai sosial dalam masyarakat dikenal sebagai pranata -- pranata sosial. 

Fakta sosial dapat terwujud berupa kelompok, system sosial, posisi sosial, peranan - peranan sosial, norma -- norma, nilai -- nilai, adat istiadat, keluarga,  pemerintahan dan lain sebagainya. 

Fakta sosial itu mengandung ciri --ciri utama, yakni bersifat umum(general), eksternal dan memaksa(coercion). Maksud bersifat umum adalah keberlakuannya tidak hanya untuk perorangan melainkan berlaku umum untuk komunitas. 

Bersifat memaksa(coercive)adalah memaksa setiap orang untuk member arti seperti kesepakatan seluruh komunitas pengguna bahasa itu dan tidak boleh member arti sendiri-sendiri. Sedangkan bersifat eksternal adalah eksistensinya berada diluar eksistensi individu.

Baca juga : Dinamika Sosial-Budaya Perspektif Sosiologi Pendidikan

Horton dan Hunt dalam sosiologi menjelaskan bahwa perspektif fungsionalisme structural itu memiliki sejumlah asumsi yang digunakan untuk memahami masyarakat. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut :

  • Corak perilaku timbul karena secara fungsional bermanfaat.
    Pola-pola prilaku timbul untuk memahami kebutuhan dan hilang apabila kebutuhan berubah.
    Perubahan sosial dapat mengganggu keseimbangan masyarakat yang stabil, namun setelah itu akan terjadi keseimbangan baru.
    Nilai atau kejadian pada suatu waktu atau tempat dapat menjadi fungsional atau difungsional pada saat dan tempat yang berbeda.
    Para fungsionalis mengajikan pertanyaan, misalnya bagaimana nilai praktek, nilai lembaga ini membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagaimana hal tersebut bersesuaian dengan praktek serta lembaga yang diusulkan akan bermanfaat bagi masyarakat.  

B.     Teori Interaksionisme Simbolik
                  Teori interaksionalisme simbolik adalah salah satu teori yang termasuk dalam paradigm definisi sosial. Tokoh paradigma ini adalah Max Weber dimana karya-karyanya, terutama The Strukture of Social Action menjadi model paradigma ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline