Jepara, KPI17.COM. Berwisata di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah tidak lengkap rasanya jika tak singgah di kampung ukir, Kota yang dikenal dunia sebagai sentra ukir ini menawarkan wisata unik bagi para pengunjungnya.
Ya, jika di Jepara sempatkanlah mampir di Desa Petekeyan Kecamatan Tahunan Jepara. Desa Petekean ini telah dikukuhkan menjadi desa wisata dan menjadi rujukan wisatawan yang hendak belajar mengukir.
Tiap pekan, sejumlah wisatawan baik dari pelajar, mahasiswa dan utusan pemerintah kabupaten/kota datang melihat desa ini. Mereka tak hanya melihat hasil ukir dari para warga desa, namun juga berbelanja mebel dan furniture yang berjejer di sepanjang jalan.
Akses menuju Petekeyan mudah dijangkau. Dari Kota Jepara, pengunjung tinggal ambil arah menuju Kecamatan Kedung, atau juga dapat melewati jalur Kecamatan Pecangaan. Perjalanan dari kota dapat dijangkau sekitar 15 menit menggunakan kendaraan.
Sesampainya di desa itu, wisatawan disambut dengan tulisan 'Selamat Datang' di Desa Wisata Kampoeng Sembada Ukir di gerbang masuk desa.
Anda pun dapat melihat lebih dekat berbagai macam mebel dan furnitur yang dihasilkan dari rumah-rumah penduduk. Rata-rata produk ukir yang diproduksi adalah produk-produk furnitur rumah tangga. Harga yang ditawarkan pun sangat bersahabat.
Selain pameran produk-produk kayu, Anda juga bisa melihat bagaimana para perempuan di Jepara terampil mengukir motif kayu. Para perempuan di desa itu tampak lincah menggerakkan kedua tangannya membuat ukiran di atas papan kayu jati ataupun kayu Mahoni.
Anda pun dapat belajar mengukir di sentra-sentra ukir yang ada di desa itu. Jangan khawatir tidak dapat kesempatan belajar ukir karena di Desa Patekeyan hingga desa Rau hampir 95 persen warganya punya usaha mebel. Hampir tiap rumah ada pameran produk plus para pekerja yang melakukan kegiatan ukir.
Ketua Umum Paguyuban Kampung Sembada Ukir Petekeyan, Nur menjelaskan, hampir tiap pekan selalu ada utusan pemerintah daerah, mahasiswa dan pelajar yang datang untuk mengunjungi desanya. Mereka belajar tidak hanya sekadar belajar mengukir, tapi untuk menikmati apa yang ada di desa itu.
"Desa ini menjadi desa wisata masuk 2015. Tapi penataan desa dimulai dari pembentukan paguyuban di tahun 2012," kata Shohib saat ditemui, Senin (20/04/2020).
Pembentukan desa wisata sembada ukir tidak lepas dari kelihaian memanfaatkan program pengentasan desa tertinggal di tahun 2000. Lalu pada 2005, desa ini mendapat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Lalu pada 2015, desa ini masuk 8 besar program penataan lingkungan berbasis komunitas.