Dalam dunia pendidikan disekolah-sekolah pada bulan Desember awal ini memasuki ujian akhir semster (UAS).
Istilah UAS ini merupakan paradigma dulu untuk menguji siswa-siswa dalam kemampuan kognitif /pengetahuan anak, yang mana sekolah membuat jadwal UAS biasanya sekitar 2 (dua) minggu dengan menjawab soal pilihan ganda dan essay.
Setelah implementasikan kurikulum merdeka sekarang ini, maka ada perubahan istilah dan paradigma sudut pandang dalam mengukur dan menilain kemampuan anak. Kurikulukum merdeka sekarang lebih mengedapankan istilah "Penilaian" bukan "Ujian".
Karean kurikulum merdeka mempunyai sudut pandang bahwa penilaian anak itu bisa dilakukan pada saat proses pembelajaran maupun pada saat akhir pembelajaran termasuk pada akhir semester yang diakumulasi seluruh penilaiannya untuk menilai kemampuan anak.
Oleh karena itu, kurikulum merdeka sekarang ini sangat memberikan ruang potensi anak agar bisa berkembang tanpa harus kaku dan disamkan dengan anak-anak yang lain maka pembelajaran kurikulum merdeka diarahkan lebih kepada Model Pembelajaran Berbasis Proyek atau Projek Base Learning (PjBL).
Karena model pembelajaran PjBL ini sangat sesuai dengan paradigma kurikulum merdeka, dengan model pembelajaran ini kita sebagai pendidik/guru akan bisa menilai kinerja anak dari proses sampai hasil projek yang disampaikan. Dengan diterpaknnya model PjBL ini maka berdampak pada sistem penilaian akhir atau dulu namanya ujian akhir.
Tetapi karena projek ini penilainannya tidak diakhir maka istilah ujian dianggap "tidak relevan", makanya diganti dengan istilah "Penilaian" karena kata Penilaian lebih komprehensif dan luas dibanding dengan kata "Ujian".