Lihat ke Halaman Asli

Aksi Ratusan Mahasiswa, Ramaikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13509316521798600127

Senin (22 Oktober 2012) pagi, puluhan mahasiswa yang menamakan diri “Corp Blangkon PMII Rayon Humaniora Park” telah berkumpul di depan gedung Serbaguna UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka turun ke jalan melakukan inisiasi atas segala bentuk kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di kampus UIN Sunan Kalijaga, sekaligus mendeklarasikan diri sebagai bentuk legitimasi atas lahirnya Corp Blangkon dank ke-eksistensi-an PMII.

Aksi yang dimulai pukul 08.00 waktu setempat, dimulai dengan menyisir kampus timur yakni: perpustakaan, fakultas Ushuludin, dan fakultas Dakwah. Dilanjutkan dengan memblokade jalan di antara kampus barat dan kampus timur, sehingga jalan macet beberapa saat. Tidak berhenti disana, lantas mereka melanjutkan aksi mereka dengan menyisir kampus barat, tepatnya di fakultas Saintek, fakultas Tarbiyah, Syari’ah, FISHUM, Adab, dan berakhir di gedung rektorat.

[caption id="attachment_219329" align="alignnone" width="448" caption="blokade jalan"]

1350932005788617568

[/caption]

Dalam aksi yang membawa tema “Blangkon Lahir, Galang Perubahan” ini, mereka menyampaikan beberapa tuntutan, yakni: tingkatkan kapabilitas dosen; ubah kebijakan absensi 75%; perjelas perpustakaan FISHUM; tingkatkan pelayanan TU; dan berikan fasilitas yang memadai. Mereka juga meminta agar birokrat-birokrat kampus mewujudkan tuntutan-tuntutan tersebut. “Ada banyak problem pelik di kampus UIN SUKA, terlebih di fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora saat ini, yang jelas-jelas menghambat proses pembelajaran bagi mahasiswa. Salah satunya adalah buruknya pengelolaan perpustakaan FISHUM, pelayanan yang kurang baik dari TU, kapabilitas dosen yang kurang memuaskan, fasilitas yang kurang memadai dan absensi 75%”. Kata Ahmad Riyanto, kordum pada aksi tersebut.

Menurut Laili Usria –salah satu massa aksi-, tuntutan-tuntutan yang mereka sampaikan merupakan hasil refleksi mereka terhadap ketimpangan-ketimpangan di tubuh fakultas yang secara terang-terangan telah merampas hak-hak mahasiswa dalam memperoleh fasilitas yang memadai. Maksimalisasi kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan lancar jika anakronisme akut dan penyakit substansial tersebut menggerogoti kegiatan belajar-mengajar di kampus.

[caption id="attachment_219330" align="alignnone" width="298" caption="orasi dari aktivis perempuan"]

1350932090486765499

[/caption]

Aksi turun jalan yang mereka galang ini tidak berbau anarkis, selain itu juga mendapat sambutan baik dari Pembantu Dekan III fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora yakni bapak Andy Dermawan. “Saya sangat mengapresiasi tuntutan-tuntutan kalian, dan kami dari pihak fakultas akan berusaha mewujudkan tuntutan-tuntutan kalian ini”. Sambut bapak Andy Dermawan.

13509315222120223001

Lantai 2 Fakultas Syari’ah Membara

Sementara di fakultas Syari’ah dan Hukum, juga terjadi aksi puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Syar’ah dan Hukum (FMSH). Berbeda dengan aksi mahasiswa di fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, aksi di wilayah ini berbau anarkis alias rusuh. Betapa tidak, satu korban luka pada kaki berhasil diamankan. Tidak hanya itu, pintu utama masuk fakultas tersebut rusak. Sedangkan di lantai dua, terjadi aksi bakar ban yang membuat ruangan terkait penuh dengan asap hitam. Petugas tidak bias berbuat apapun, karena massa aksi pun sulit dikendalikan.

“Hal seperti ini terpaksa kami lakukan agar mendapat respon positif dari birokrat-birokrat fakultas, kami tidak mau aksi yang telah kami persiapkan selama berminggu-minggu ini tidak membuahkan hasil sama sekali”. Cetus Musfiq, salah satu masa aksi.

Dalam aksi tersebut mereka menyampaikan beberapa tuntutan, yang diantaranya: pertama, “Pertahankan gelar S.Hi dan S.Ei”. Tuntutan ini muncul ketika mereka mendengar bahwa lulusannya akan mendapatkan gelar S.Sy, menurut mereka hal ini bias mengancam para lulusan yang bergelar demikian. Dengan alasan, lulusan yang bergelar S.Hi saja lapangan kerjanya begitu sempit, apalagi yang bergelar S.Sy.

Tuntutan kedua yakni: “program studi Keuangan Islam (KUI) tetap berada di fakultas Syari’ah dan Hukum”. Tuntutan ini juga tidak berangkat dari ruang kosong, hal ini muncul terkait issue bahwa KUI yang statusnya akreditasi A akan dipindahkan ke fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) yang notabene masih berstatus fakultas yang baru lahir di UIN Sunan Kalijaga.

“kami tidak sepakat dengan keputusan memindahkan jurusan KUI ke FEBI, karena ini bisa mengurangi kuantitas di fakultas Syari’ah dan Hukum; serta jika dipindahkan ke FEBI, maka KUI yang semula berstatus terakreditasi A akan memulai dari awal lagi di fakultas yang statusnya masih belum jelas”. Ungkap kordum aksi, mas Ony.

Aksi mahasiswa fakultas Syari’ah dan Hukum ini mendapat respon baik dari Dekan fakultas tersebut, bapak Nur Haidi. Beliau mengatakan, akan menindaklanjuti tuntutan-tuntutan mereka dan akan melakukan pemecatan-pemecatan beberapa dosen pada tanggal 29 Oktober 2012. Sedangkan jika hal ini tidak dapat terrealisasikan, maka Front Mahasiswa Syari’ah dan Hukum akan melakukan aksi lanjutan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline