Lihat ke Halaman Asli

Anung Riyanti

Penulis Pemula

Mahasiswa KKN Undip Mengajak Masyarakat Mengembangkan Potensi Pupuk Kompos dari Sampah Organik

Diperbarui: 6 Agustus 2021   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mahasiswa KKN UNDIP mengambil sampah dedaunan kering sebagai salah satu bahan pupuk kompos (Dokpri)

Semarang (07/07/2021). Sampah merupakan hasil limbah dari kegiatan produksi dan konsumsi masyarakat yang seringkali dilupakan akan dampak terhadap lingkungan apabila tidak diolah. Untuk dapat diolah, sampah seharusnya dibedakan dan digolongkan berdasarkan jenisnya, seperti organis,plastil, dan non-organik lainya. Hal demikian juga terjadi di RW 05, Kelurahan Sumurboto, Kota Semarang, dimana telah tersedia tong sampah yang membedakan jenis-jenis sampah di area sekitar perumahan warga. Namun tidak berhenti disini, pengelompokan sampah berdasarkan jenisnya tidak dilakukan secara masif di masing-masing rumah tangga per keluarga. Hal demikian dikarenakan tidak adanya waktu yang memadai untuk menggolongkan jenis-jenis sampah dan tidak adanya kegiatan masyarakat untuk mengolah kembali sampah tersebut. Oleh karena itu, permasalahan sampah ini akan merusak lingkungan apabila tidak segera dituntaskan oleh masyarakat setempat.

Lingkungan RW 05, Kelurahan Sumurboto tergolong bersih dan memiliki tata kelola kebersihan yang baik, namun kurangnya aktivitas pengolahan sampah menjadi fokus mahasiswa untuk mencoba menyelesaikan permasalahan ini. Berangkat dari permasalahan ini, mahasiswa berupaya memberikan sosialisasi berupa pentingnya pengelompokan sampah berdasarkan jenisnya dan mengolah sampah menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos menjadi solusi yang paling esensial bagi masyarakat karena di masa pandemi COVID-19 banyak sekali masyarakat yang mulai menanam tanaman hias, sehingga pupuk dapat dimanfaatkan untuk tanaman hias. Dan apabila ingin diproduksi lebih besar, kompos dapat bernilai ekonomis bagi masyarakat. 

dokpri

Pelaksanaan sosialisasi ini dilakukan secara daring karena adanya pembatasan kegiatan terkait kebijakan PPKM Darurat dan PPKM Level 4 Kota Semarang. Mahasiswa gencar membuat poster dan booklet agar masyarakat memahami bagaimana sampah dapat menjadi berharga dan bermanfaat. Selain itu, mahasiswa juga membagikan dan membuat video tutorial tentang pembuatan kompos yang benar. Mahasiswa juga memberikan bioaktivator kepada RW 05 agar dapat digunakan apabila masyarakat RW 05 ingin memulai membuat pupuk kompos setelah kegiatan KKN TIM II UNDIP selesai.

poster tentang pupuk kompos (dokpri)

Melalui poster ini masyarakat juga dapat melakukan scan QR Code untuk secara otomatis memutar video tutorial pembuatan pupuk kompos. Ketua RW 05 menyampaikan bahwa sebelumnya Ketua RW telah mencoba membuat kompos namun tidak berhasil, maka dengan adanya video tutorial ini dan pemberian bioaktivator kepada Ketua RW diharapkan dapat membantu proses pembuatan pupuk kompos di RW 05. 

dokpri

Koordinasi pelaksanaan program ini dilakukan secara daring demi mengurangi interaksi dengan masyarakat terkait situasi pandemi Covid-19. Bapak Lurah, Ketua RW, dan beberapa RT setempat mengapresiasi program ini dan diharapkan dapat diterapkan dalam jangka waktu kedepan. Oleh karena itu, program ini sekaligus menjalankan SDGs poin 12 tentang Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab.

Nama Mahasiswa: Anung Riyanti

Nama Dosen Pembimbing Lapangan: Dinalestari Purbawati, SE., M.Si., Akt 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline