Lihat ke Halaman Asli

Anugrah Roby Syahputra

Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Ketua Forum Lingkar Pena Wilayah Sumatera Utara. Menulis lepas di media massa. Bukunya antara lain Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Gift From Mr.Kim, Aida MA

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampul Depan Novel Looking For Mr. Kim

[caption id="" align="alignnone" width="180" caption="Sampul Depan Novel Looking For Mr. Kim"][/caption] Ini tulisan tentang buku, tapi bukan resensi. Ya, karena justru tulisan inilah yang diharapkan jadi penyebab saya mendapat buku gratisan. Hehe.. Memang dahsyat sekali ide Kak Aida Maslamah ini melakukan promosi. Biasanya penulis itu -setahu saya- promosi dengan membuat lomba resensi yang menyertakan struk pembelian bukunya. Eh, ini malah nggak. Kita malah ditawari buku gratis jika bisa menebak dan mendeskripsikan tokoh Mr. Kim Tae Kwon dalam karya novelnya yang ke sekian, Looking for Mr. Kim.  Novel ini menjadi salah satu naskah yang terpilih sebagai pemenang Lomba Novel Bentang Belia yang diadakan oleh Penerbit Bentang Pustaka pada tahun 2011. Baiklah langsung saja, atau dalam bahasa Aceh-nya kita to the point. Jadi setelah menerawang siluet yang ada di sampul novel itu, saya menyimpulkan bahwa Mr. Kim Tae Kwon adalah orang Korea asli. Ya iyalah! Namanya aja udah begitu. Kalau orang Arab, pasti namanya Abdullah. Kalau keturunan Aceh, mungkin nama depannya pakai gelar Teuku, jadi Teuku Tae Kwon. Hoho.. :D Mr. Kim ini sudah lumayan berumur. Kini usianya sudah 40 tahun. Tapi ia tetap terlihat tampan. Gayanya parlente meski sudah mulai ada kerutan tanda penuaan di kulit mukanya. Beliau seorang pengusaha sukses. Bisnisnya di bidang konstruksi dan ekspedisi. Ia hidup bahagia dengan istrinya, Song Hye Kyo yang sangat mirip artis pemeran drama Full House yang terkenal itu. Cantik beud! Sungguh beruntung sekali hidup Mr. Kim ini. Kayaknya nasib baik nyaris sempurna ini cuma ada cerita fiksi aja. Eh, ini emang fiksi ya? :D Pria berkacamata minus ini betul-betul perfect garis kehidupannya. Akan tetapi, belakangan istrinya Song Hye Kyo mulai sering mulai menangis tiba-tiba. Kadang di malam hari saat ia sudah terlelap, dilihatnya istrinya sesenggukan di sampingnya. Awalnya ia pura-pura tidak tahu saja. Lalu beberapa hari setalahnya, dipergokinya lagi istrinya menangis di dapur ketika sedang memasak. Mr. Kim bertanya apakah istrinya sedih karena sikapnya yang jarang menghabiskan kimchi buatan istrinya. Ternyata tidak. Malah tangis sang istri makin pecah menjadi-jadi. Usut punya usut, ia teringat putri mereka, Yoora yang meninggal 10 tahun lalu karena kecelakaan di jalan menuju Benteng Hwaseong. Saat itu Yoora bersama ibunya yang mengemudi sambil marah-marah di telepon. Namun sang ibu selamat, sementara tubuh Yoora terluka di mana-mana. Mr. Kim pun mulai galau. Tapi dicobanya terus untuk tegar dengan berbagai caranya. Salah satunya, lelaki yang kulitnya putih seperti kebanyakan orang Korea ini punya kebiasaan unik. Kalau orang Korea rata-rata doyan mabuk minum arak, dia justru hobinya minum kopi. Itupun tidak sembarang kopi. Melainkan khusus kopi Gayo, diimpor dari provinsi Aceh di Indonesia yang nun jauh. Baginya, menyeruput kopi Gayo memberikan ketenangan. Semacam doping. Sekaligus juga membangkitkan kenangan masa lalunya. Ternyata Mr. Kim sewaktu kuliah pernah melakukan riset di Aceh, dan jatuh cinta dengan gadis setempat asal Takengon. Mereka berkenalan di sebuah hotel di tepian Danau Laut Tawar. Lalu pacaran, dan tiga bulan setelahnya mereka menikah secara sirri di Medan, tempat gadis Gayo itu kuliah. Mr. Kim pun sempat mempunyai anak. Sebenarnya Mr. Kim ingin menjadikan  Maryam, gadis Gayo tersebut sebagai istri sahnya, namun keluarga besarnya di Busan keberatan. Mereka menolak dan mencak-mencak. Akhirnya Maryam ditinggalkan saat Wika, buah cinta mereka, masih berusia 6 bulan. Di saat istrinya sedih karena teringat Yoora, ia kembali menghirup asap kopi Gayo dan menyeruputnya. Membuat ia terkenang pada Wika, bocah mungil yang dulu ditinggalnya saat masa lucu-lucunya. Tiba-tiba "Duaarr.." Gelegar petir menyambar. Butiran hujan jatuh menusuk-nusuk tanah Seoul. The End. Demikianlah tebak-tebakan saya setelah menerawang dan melakukan riset. Jika Anda ingin mengetahui cerita aslinya, yang asli dan shahih, beli saja bukunya di toko buku kesayangan Anda. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline